Memanfaatkan THR untuk Investasi

Jakarta - Lebaran hampir tiba, yang ditunggu-tunggu yaitu THR (Tunjangan Hari Raya) pun tiba! Namun adanya tambahan pendapatan dari THR tidak berarti membuat kocek lebih tebal. Mengapa? Karena seringkali di bulan puasa dan menjelang Lebaran, pengeluaran menjadi lebih besar dibanding bulan-bulan lainnya.

Sehingga tidak jarang beberapa orang menguras tabungan, menggesek kartu kredit, bahkan beberapa orang juga harus meminjam uang untuk keperluan mudik, baju baru, hadiah Lebaran, sedekah dan lain sebagainya. Seringkali THR hanya numpang lewat. Nah, bagaimana caranya mengatur keuangan pada saat bulan puasa/menjelang lebaran?


Tips yang pertama adalah, pilah-pilah mana pengeluaran yang merupakan kewajiban atau menjadi kebutuhan, dan mana yang hanya merupakan keinginan semata. Selain menahan rasa lapar fisik, kita juga harus bisa mengendalikan 'lapar mata'.


Sebagai contoh, membeli baju baru untuk kebutuhan Lebaran bisa menjadi kebutuhan dan juga keinginan semata jika membeli baju yang mewah dan mahal di luar kemampuan diri. Berbuka puasa adalah kebutuhan, namun berbuka puasa bersama di hotel berbintang bisa menjadi contoh dari 'wants'.


Buatlah perencanaan pengeluaran, apa saja yang menjadi kebutuhan Anda mulai dari mudik hingga sedekah, dan kemudian dalam perencanaan tersebut harus ada sisa. Ada baiknya pula jika Anda menganggarkan untuk ditabung/diinvestasikan di awal.


Dalam twitter @pakarsaham, saya seringkali menjelaskan tentang apa dan bagaimana caranya berinvestasi ataupun trading saham. Sebagian dari THR bisa digunakan untuk investasi saham, mumpung saat ini harga saham berfundamental bagus sedang banyak diskon.


Berinvestasi saham tidak harus dimulai dari puluhan juta, namun bisa dimulai dengan nominal sekitar Rp 5 jutaan saja. Bahkan banyak saham yang bisa dibeli per lot-nya seharga Rp 1 juta saja.


Saat ini banyak saham berfundamental bagus yang dapat dipilih menjadi sarana investasi jangka panjang dengan menggunakan uang hasil THR. Sebagai contoh, saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) saat ini berkisar Rp 5.400 per lembar, itu artinya Anda membutuhkan uang Rp 2,7 juta untuk membeli 1 lot saham JSMR (1 lot=500 lembar). Saham perusahaan semen Holcim yang berkode SMCB misalnya, dibanderol dengan harga sekitar Rp 2.600 per lembar, atau Rp 1,3 juta per lot-nya.


Nah, jika modal Anda terbatas, hanya bisa beli 1 atau 2 lot sebaiknya gunakan untuk investasi jangka panjang, bukan trading jangka pendek karena dalam jangka panjang harga saham cenderung meningkat meski dalam jangka pendek bersifat fluktuatif.


Selamat mencoba, dan selamat menikmati keuntungan berinvestasi jangka panjang dengan efek 'bola salju'.


Salam profit!


*) Ellen May. Trader, investor saham, pendiri Ellen May Institute, penulis Smart Traders Not Gamblers, @pakarsaham.


(ang/ang)