Pipa Tembino-Plaju Ditutup, Banyak Kilang Tradisional Berhenti Operasi

Jambi - Tempat pengolahan minyak atau kilang tradisional milik warga Simpang Bayat, Musi Banyuasin tidak beroperasi dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terkait ditutupnya saluran pompa yang akan mengaliri minyak dari Tembino ke Plaju.

Berdasarkan pantauan detikFinance, lokasi tersebut sangat sepi aktivitas. Padahal sebelumnya, aktivitas masyarakat yang mengolah minyak sangat tinggi. Bahkan mencapai 24 jam dalam sehari.


Diketahui ada sekitar 200 tempat pengolahan yang berada pada dua desa di kabupaten itu. Masing-masing tempat memiliki luas sekitar 70 m2.


Pada beberapa tempat pengolahan, hanya terlihat tumpukan drum kosong dan beberapa peralatan untuk memasak (mengolah) minyak. Kemudian tampak sisa-sisa pengolahan (aspal) yang berserakan.


Sementara pada sisi lainnya, warga sekitar hanya berkumpul di rumah. Saat dimintai keterangan soal pencurian minyak, mereka menghindar dan tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Perkiraan sementara, minyak yang diolah merupakan hasil dari pencurian pada pipa milik Pertamina.


"Saat kita tutup pompa saluran, kilang-kilang tradisional itu tidak ada yang beroperasi. Makanya kita sebut tempat pengolahan minyak ilegal. Karena kalau diambil dari sumur tua, itu seharusnya tetap jalan dong," ungkap Field Manager Pertamina EP Jambi Wiko Wigiantoro seperti dikutip, Sabtu (3/8/2013)


"Selain itu harusnya, kalau mereka ambil minyak itu di sumur tua harus dijual kembali ke Pertamina dan KKKS lainnya. Karena tidak boleh diperjual belikan secara bebas," kata Wiko.


(ang/ang)