Mandiri dan Stanchart Kucurkan Rp 2,4 T untuk Lapangan Gas MedcoEnergi

Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk bersama Standard Chartered bank cabang Singapura memimpin penyaluran kredit sindikasi US$ $260 juta atau Rp 2,4 triliun kepada anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Medco E&P Tomori Sulawesi untuk pengembangan dan konstruksi lapangan hulu gas Senoro (Blok Senoro-Toili).

Perjanjian Kredit Sindikasi ini dilakukan dengan skema reserve base lending atau pembiayaan yang didasarkan pada cadangan minyak dan gas bumi.


Pada Kredit Sindikasi ini, Bank Mandiri dan Standard Chartered Bank masing-masing memberikan pembiayaan sebesar 50% atau AS$130 juta.


Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok mengatakan, dukungan Bank Mandiri ini diharapkan dapat mendukung upaya pemenuhan kebutuhan gas masyarakat dan industri di Indonesia. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa Negara.


"Pendapatan Negara yang berasal dari sektor migas saat ini mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun kenaikan pendapatan ini bukan merupakan cerminan dari peningkatan produksi minyak dan gas, melainkan hasil kenaikan harga komoditi tersebut. Untuk itu, Kami terus mendukung aktivitas investasi di sektor migas untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Fransisca dalam keterangan persnya, Kamis (1/8/2013).


Lapangan gas yang menjadi obyek pembiayaan tersebut adalah lapangan hulu gas Senoro di Sulawesi Tengah yang diproyeksikan akan menghasilkan gas alam (natural gas) sebesar 250 Mmscfd yang akan dikirimkan ke kilang Donggi Senoro LNG.


Pembiayaan sindikasi ini, lanjut Fransisca, merupakan bagian dari realisasi komitmen Bank Mandiri dalam mengembangkan sektor migas. Pasalnya, sektor ini memiliki peran penting dalam pembangunan nasional, terutama sebagai sumber energi dan bahan baku industri.


Hingga Juni 2013, penyaluran kredit Bank Mandiri ke sektor minyak dan gas bumi mencapai Rp 20,04 triliun , jumlah tersebut naik 33,35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 15,03 triliun.


(dru/dnl)