Tembus di Atas Rp 120.000/Kg, Daging Sapi Jadi Barang Mewah

Jakarta - Belum turunnya harga daging sapi beberapa bulan terakhir membuat pelaku usaha berkeyakinan komoditi pangan ini akan terus merangkak naik. Apalagi belum ada upaya maksimal dari pemerintah untuk meredam lonjakan harga daging sapi.

Sekjen Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Afan Anugroho mengatakan, harga daging sapi di pasar umum akan mencapai Rp 150.000/Kg pada Hari Raya Lebaran tahun ini. Bahkan tahun depan harganya melonjak lebih tinggi jika populasi sapi lokal terus menurun dan kuota impor daging beku terus dipangkas. Saat bersamaan kebutuhan dalam negeri terus bertambah sejalan bertambahnya kelas menengah.


"Prediksi saya awal Lebaran Rp 150.000, tahun depan sampai Rp 200.000. Kalau sudah di atas Rp 120.000 itu nggak laku, jadi barang mewah," katanya kepada detikFinance, Jumat (5/4/2013)


Afan yang juga direktur PT Berkat Cahaya Sakti Jakarta dan PT Bumi Nusasari Bandung selaku distributor daging sapi mengatakan bagi konsumen umum kenaikan harga daging sapi yang tinggi akan direspons dengan menyetop konsumsi daging. Namun bagi pelaku usaha kecil yang bergantung nafkahnya dari bisnis daging seperti pedagang bakso, segala cara akan ditempuh untuk tetap berjualan.


"Saya memprediksi akan ada oplosan sejak 8 bulan lalu, ternyata waktu lalu terbukti," katanya.


Ia mengingatkan, pemerintah selama ini sudah alfa menentukan kebijakan swasembada daging sapi dengan memangkas kuota daging sapi dan sapi bakalan tanpa perhitungan cermat.


Menurutnya pemerintah lupa kelas menengah di Indonesia terus bertambah sehingga kebutuhan protein hewan dari sapi terus bertambah. Juga bertambahnya kalangan ekspatriat, yang kebanyakan mengkonsumsi daging dan berkembangnya restoran-restoran steak dan lain-lain.


"Ledakan penduduk, revoluasi kuliner, ini yang tak diantisipasi pemerintah, banyak variabel yang muncul, misalnya mie ayam bakso dulu tak ada mie ayam dengan bakso, mungkin pemerintah lupa memasukan variabel-variabel," katanya.


(hen/dnl)