Megawati Institute Tuding Pemerintah Tak Becus Kelola Inflasi

Jakarta - Inflasi di Juli 2013 melambung hinggi hingga 3,29%. Inflasi yang jauh di atas perkiraan ini bukti pemerintah tak becus.

Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Megawati Institute yang juga Anggota DPR RI Arif Budimanta kepada detikFinance, Minggu (4/8/2013).


"Angka inflasi ini jauh diatas perkiraan yang disampaikan beberapa pihak sebelumnya. Kami melihat inflasi 3,29 persen itu terlalu tinggi dan tidak semestinya terjadi, tetapi kenyataannya otoritas fiskal dan moneter kita tidak mampu menjaga stabilitas harga di dalam negeri," ungkap Arif.


Menurut Arif, banyak pihak menyatakan kalau inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga BBM, serta pengaruh bulan Ramadan dan menjelang Lebaran. Tetapi dikatakan Arif banyak faktor lain yang juga turut mendorong inflasi, seperti terdepresiasinya nilai tukar rupiah belakangan ini.


"Lemahnya nilai tukar rupiah membuat biaya produksi barang-barang yang berbahan baku impor juga ikut meningkat sehingga pada akhirnya juga akan mendorong inflasi," tegas Arif.


Selain itu, Arif menyatakan tambahnya distorsi pasar bahan makanan juga berdampak sangat besar terhadap inflasi harga bahan makanan di Indonesia, semuanya terakumulasi menjadi satu.


"Hal ini gagal diantisipasi oleh pemerintah sehingga kami sebenarnya tidak terlalu kaget jika inflasi Juli sebesar ini, dan sudah sejak jauh hari pemerintah kami ingatkan," tegas Politisi PDIP ini.


Efektivitas kebijakan pengendalian harga harus di evaluasi, terutama kebijakan moneter yang menggunakan anggaran kebijakan begitu besar dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI). Namun sayangnya sangat sulit untuk dievaluasi.


"Sebelumnya saya juga sudah mengingatkan bahwa biaya dari inflasi dari kenaikan harga BBM serta ongkos penanggulangannya harus dihitung masak-masak, karena bisa jadi upaya untuk menghemat anggaran dengan mengurangi subsidi BBM ternyata memiliki ongkos yang lebih besar dari biaya yang dihemat," tuturnya.


Arif menegaskan bahwa dirinya tidak setuju jika BI harus menaikkan suku bunga acuannya kembali, karena kenaikan suku bunga justru akan meningkatkan production cost yang pada akhirnya akan meningkatkan harga barang, jadi hasilnya akan kontraproduktif.


(dru/dru)