Pencuri Minyak Mentah Pertamina Gunakan Senjata Api Rakitan

Musi Banyuasin - Pencurian minyak Pertamina pada pipa Tempino-Plaju Sumatera Selatan dilakukan dengan sangat terorganisir. Pelakunya pun, juga menggunakan senjata api rakitan untuk menghalau pihak yang berani menggangu.

"Kalau senjata belum yang laras panjang. Tapi kategori belum memiliki izin, mungkin saya rasa petugas juga tahu, itu senjata yang digunakan senjata rakitan," kata Kepala Desa Simpang Bayat, Kamari saat berbincang dengan media di rumahnya, Simpang Bayat, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (2/8/2013)


Ia mengatakan, sejauh ini belum ada korban dari penggunaan senjata tersebut. Biasanya, senjata lebih digunakan untuk mengancam masyarakat sekitar yang tidak mau bekerjasama.


"Kalau langsung ditodong, warga saya belum ada rasanya. Saya belum dapat laporan. Tapi kalau misalnya dengan seperti ancaman, itu pernah. Misalnya kalau tidak mau nurut saya dor. Nah itu kan ancaman," ujar Kamari.


Kamari menambahkan, warganya memang sulit untuk melawan ataupun hanya sekedar melarang pencurian minyak. Walaupun diketahui kegiatan tersebut sangat berbahaya untuk warga sekitar.


"Kalau masyarakat disini kan orangnya penakut. Mereka pikir kan, petugas nggak diambil pusing apalagi kita. Apa saya harus perang, apa harus perang menggunakan masa," tegasnya.


Hal yang senada juga diutarakan oleh Field Manager Pertamina EP Jambi Wiko Wigiantoro, menurutnya ada peningkatan penggunaan senjata dalam aksi pencurian tersebut.


"Mulai tahun 2013, pencurian melibatkan jumlah pelaku yang meningkat. Pelaku sudah menggunakan senjata api dan senjata tajam berbahaya lainnya dan dilakukan dengan kelompok besar," ungkap Wiko di kantornya, Jambi.


(hen/hen)