Petani Sawit di Riau Dapat Sertifikat RSPO

Jakarta - Kelompok petani sawit Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau memperoleh sertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk pengelolaan kebun kelapa sawit berkelanjutan. Capaian ini di tengah banyak anggapan miring terhadap industri kelapa sawit Indonesia di dunia internasional.

Para petani swadaya yang mendapatkan sertifikat menamakan dirinya Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah. Sertifikat yang diberikan pada tanggal 29 Juli 2013 ini menjadi yang pertama bagi petani swadaya di Indonesia, dan yang juga membanggakan merupakan yang kedua di dunia.


"Kami berharap bisa menjadi yang pertama di dunia, tapi kita keduluan petani swadaya yang dari Thailand. Di Thailand itu mereka mendapatkan sertifikat bulan Oktober 2012," kata Deputi direktur transformasi pasar WWF Indonesia Irwan Gunawan dalam konferensi pers Sertifikasi RSPO untuk Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah, di Restoran Harum Manis, Kamis (1/8/2013).


WWF Indonesia memfasilitasi pembentukan Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah sebagai perintis sertifikasi RSPO. WWF dalam hal ini mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian, Carrefour Foundation International, PT Inti Indosawit Subur, Pemda Riau dan RSPO.


Beberapa langkah dilakukan untuk mengidentifikasi para petani swadaya tersebut. Proses identifikasi telah dilakukan sejak tahun 2011, sebanyak 349 petani swadaya yang memiliki lahan lebih dari 763 hektar di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo bergabung dengan Asosiasi Amanah.


"WWF telah bekerja sama dengan petani Riau kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu. Kami identifikasi, lalu kami mempunyai keyakinan bahwa kelompok yang dipimpin Haji Sunarno menjadi yang paling potensial," katanya.


Haji Sunarno adalah manajer dari Asosiasi Petani Swadaya Amanah yang merasakan langsung pelatihan dan sertifikasi yang diberikan oleh para pemangku kepentingan.


"Sebelum pelatihan, produksi rata-rata petani 20 ton tandan buah segar/tahun. Dalam empat bulan pertama setelah pelatihan, hasil meningkat menjadi 24 ton," katanya.


Menurutnya, 132 petani swadaya lainnya telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan RSPO melalui Amanah.


Petani tersebut mendapatkan bimbingan dan pembiayaan dari dana yang berasal dari Carrefour Foundation sebesar 115 ribu Euro. Carrefour berkomitmen untuk menjadi perintis mengenai persoalan RSPO ini.


"Kami untuk menjadi role model bagi pengembangan masalah kelapa sawit Indonesia. 115 ribu Euro kita dedikasikan untuk pengembangan RSPO. Ini benar-benar untuk petani kelapa sawit," kata Head of Corporate Affairs PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) Satria Hamid.


"Ini sesuai target yang ada. Ini terlaksana dengan baik. Makanya kita kerja sama dengan WWF. Carrefour akan benar-benar memonitor hal ini," katanya.


(zul/hen)