Cokelat Green Tea Made in Bandung 'Terbang' ke Malaysia

Jakarta - Pucuk daun teh tak melulu hanya dijadikan sebagai minuman teh saja tapi bisa jadi produk makanan olahan bernilai ekspor.

Menurut Marketing Arafa Tea Fahrul Andani, daun teh hijau dari perkebunan Ciwidey, Kabupatan Bandung, Jawa Barat bisa disulap menjadi berbagai panganan bernilai tambah seperti green tea rice cracker atau opak ketan.


Panganan ini merupakan opak ketan yang dicampur cokelat green tea ditaburi dengan genmaicha atau semacam teh Jepang dengan beras organik yang ada kandungan kolagen di dalamnya. Harga panganan ini cukup terjangkau Rp 15 ribu per bungkus.


Selain itu, teh hijau juga bisa dibuat keripik kentang cokelat green tea. Bahan bakunya dari kentang goreng dilumuri cokelat teh hijau, harganya Rp 20 ribu per bungkus. Ada lagi, cokelat kopi yaitu cokelat rasa kopi yang di dalamnya ada biji kopi luwak, harganya Rp 45 ribu untuk satu toples yang isinya 25 butir cokelat.


Produk unggulannya, cokelat green tea yang dihargai Rp 10 ribu saja per buahnya. Produk-produk olahan dari teh hijau itu dipasarkan sampai ke Malaysia. Di sana, pasarnya sangat menjanjikan.


"Kita biasanya ekspor ke Malaysia. Permintaan di sana cukup banyak. Kalau lokal pasarnya bisa ke Bandung, Batam, Bali, Jakarta, Bekasi, dan Karawang," ujar Fahrul kepada detikFinance seperti dikutip Kamis (21/10/2013).


Cokelat ini bisa diproduksi hingga 2.000-3.000 batang setiap bulannya. Sementara untuk cracker green tea diproduksi hingga 1.500 bungkus per bulan.


Dari jualannya itu, ia bisa meraih omzet rata-rata hingga Rp 15 juta sampai Rp 30 juta per bulan. Untuk terus mengembangkan bisnisnya itu, Fahrul mencoba menyasar pasar ekspor ke Belanda.


"Kita ada rencana bisa memasarkan ke Belanda, sekarang masih tahap negosiasi. Kita mau tawarkan white tea Rp 125 ribu per 30 gram, green tea sama black tea Rp 75 ribu per 100 gram. White tea mahal karena anti oksidan paling tinggi, untuk menghasilkan 1 kg white tea dihasilkan dari 1 hektar kebun teh karena 1 hektar itu paling menghasilkan 5 kg gram white tea basah," kata Fahrul.


(drk/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!