Istilah bebek itu, kata Dahlan, muncul jika seorang direksi banyak diberi petunjuk sehingga tidak punya rasa kreatifitas dan hanya mengikuti perintah saja seperti bebek-bebek di sawah yang diarahkan oleh pemiliknya.
"Kadang-kadang didiamkan lebih baik, mereka lebih pintar. Kalau mereka diberi petunjuk terus jadi bebek nanti," ujarnya usai rapat pimpinan BUMN di kantor Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (24/10/2013).
Hal itu diutarakan Dahlan setelah ditanya soal pasokan avtur PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang disetop oleh PT Pertamina (Persero). Dahlan merasa penyelesaian masalah dua BUMN itu tidak perlu campur tangan Kementerian BUMN.
"Mereka itu dirut-dirut pintar-pintar. Kenapa saya jarang memberi petunjuk kepada dirut BUMN-BUMN supaya mereka enggak jadi bebek," ujarnya.
Dahlan juga meminta dua perusahaan plat merah itu menyelesaikan masalahnya bersama sehingga tidak ada pihak yang dirugikan apalagi sampai ditutup.
Seperti diketahui, pasokan avtur Merpati untuk wilayah Jakarta disetop oleh Pertamina sejak Selasa 22 Oktober 2013. Sampai saat ini pasokan tersebut belum dibuka kembali.
(ang/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
