Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro menjelaskan para pedagang besar dan importir daging meraup untuk besar dengan harga daging Rp 95.000 per kg itu. Pasalnya, jika daging dijual seharga Rp 60.000 per kg saja, pedagang sudah dapat untung.
"Mengapa nggak masuk akal? Karena harga beli daging di Australia hanya Rp 23.000 per-kg. Ditambah ongkos dan lain-lainnya, hitunglah Rp 50.000 per-kg. Kalau wajarnya dijual Rp 60.000 per-kg, importir dan pedagang sudah dapet keuntungan yang cukup," ucap Ismed kepada detikFinance, Senin (21/10/2013).
RNI merupakan BUMN yang saat ini bergerak dalam peternakan hingga penjualan daging sapi ke konsumen. Menurutnya kondisi ini bisa diselesaikan ketika pemerintah memanggil para importir dan asosiasi daging sapi.
"Buat dan lakukan komitmen yang tegas. Jika para importir tidak mau menurunkan harga daging Sapi, izinnya dicabut dan akan diberikan pada pengusaha lain. Termasuk Koperasi dan BUMN," sebutnya.
Seperti diketahui, pasca Idul Adha harga daging sapi di pasar tradisional Jakarta masih bertengger di angka Rp 95.000 per kg. Padahal 1 hari sebelum pelaksanaan Idul Adha, harga daging sempat turun.
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
