Hal ini menanggapi dugaan Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid yang curiga ada rembesan daging sapi beku impor ke pasar tradisional. Daging sapi beku impor menurut peraturan hanya digunakan untuk hotel, restoran dan katering (horeka) dan industri.
"Nggak ada, ini daging sapi segar. Bisa dicek di pasar ini nggak ada yang jual daging sapi impor beku," ungkap Marwal salah satu pedagang daging di Pasar Warakas, Jakarta Utara kepada detikFinance, Senin (21/10/2013).
Menurut Marwal, untuk melihat perbedaan antara daging sapi beku impor dan daging segar cukup mudah. Biasanya daging sapi beku impor warnanya jauh lebih merah pekat dan berair karena proses pembekuan. Sedangkan untuk daging sapi segar, warnanya cerah dan segar dengan memiliki bau khas.
"Perbedaannya cukup signifikan, kalau yang segar baunya khas baru dipotong dan segar tampilannya. Sedangkan untuk daging sapi beku warnanya merah pekat dan berair karena susut habis di-es," imbuhnya.
Ia mengakui saat menjelang Idul Fitri lalu memang menjual daging sapi beku impor milik Bulog. Namun hal itu tidak terjadi saat ini karena tidak ada pasokan lagi dari Bulog.
"Waktu mau Idul Fitri kemarin jujur saja saya menjual daging sapi beku impor punya Bulog. Kita jual tetapi kita informasikan kepada pelanggan saat itu, ini daging segar dan ini daging beku impor. Waktu itu harga daging sapi bekunya cukup murah hanya Rp 80.000/kg sedangkan harga daging sapi segar mulai merangkak naik ke angka Rp 98.000/kg," jelasnya.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
