"Kalau dikelola asing orientasi ekonomi lebih tinggi produktivitasnya, konektivitas jadi lebih bagus," kata Presiden sekaligus Direktur Operasional Nusantara Infrastructure Danni Hasan saat ditemui di acara Indonesia Investment Summit 2013 di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Danni menjelaskan, pengelolaan bandara oleh asing ini tidak boleh dalam hal kepemilikan bandara, namun hanya operasionalnya saja.
"Kalau untuk operasi (bandara) tidak apa-apa karena kaitannya ke bisnis, menciptakan ekonomi, kualitas dan sebagainya bukan soal kepemilikan," ujar dia.
Dia mencontohkan, banyak bandara-bandara di luar negeri justru dikelola oleh pihak asing seperti di Sydney atau Inggris dan justru berkembang.
"Itu yang punya Spanyol. Jadi tidak mesti dioperasikan oleh lokal. Kalau bandara kita dioperasikan misalnya seperti bandara Changi, bisnisnya akan seperti Changi," kata Danni.
Contoh lain, kata dia, bandara di Dubai mayoritas pengelolananya dikelola asing. "Bandara di Dubai saja 75% dikelola asing," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan, saat ini belum ada minat dari investor asing terhadap sektor pengelolaan bandara dan pelabuhan di Indonesia. Padahal pemerintah tengah berencana jika dua sektor ini akan dibuka secara penuh untuk asing.
"Belum yang tertarik karena mereka sebelumnya hanya tau kalau masih ditutup, mereka mau masuk kalau regulasinya dinilai memungkinkan tapi tidak semua pengelolaan sektor, 100% dikuasai asing, tapi kalau bandara dengan skema KPS bisa," kata dia.
(drk/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
