"Saya berpikir ekonomi Indonesia kondisinya masih lebih baik dibandingkan dengan Brazil, India, dan Turki," kata Roubini di acara Mandiri Investment Forum 2013 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (11/11/2013).
Dia menjelaskan, meskipun kondisi perekonomian global memukul semua negara termasuk negara-negara emerging market seperti Indonesia, namun perekonomian Indonesia masih bisa bertahan dengan bertumbuh di angka 6%.
"Indonesia ekonominya tumbuh rata-rata 6%. Indonesia juga memiliki ekonomi yang terdiversifikasi," ujar pria yang pernah meramal kejatuhan AS lewat kasus Subprime Mortgage ini.
Apa saja tantangan bagi Indonesia untuk mencapai potensi pertumbuhan yang lebih tinggi?
Roubini mengungkapkan pertama, percepatan infrastruktur seperti di sektor telekomunikasi dan energi listrik. Kedua, investasi swasta harus didorong untuk mencapai pertumbuhan 7%.
"Ketiga, mengurangi kekakuan pasar (lebih fleksibel) dan pemogokan buru. Kemudian keempat, perdagangan lebih terbuka dan rezim investasi serta Kelima, memerangi korupsi," paparnya.
Adapun 5 tantangan lainnya yakni keenam, meningkatkan kemudahan melakukan bisnis dan mengurangi birokrasi pemerintah. Tujuh, penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Delapan, belanja sosial yang lebih tinggi dari pemerintah seperti pendidikan, infrastruktur publik.
"Namun ini berarti subsidi BBM yang lebih rendah. Sembilan, meningkatkan financial deepening. Sepuluh, melakukan investasi dalam jangka panjang, SDM adalah faktor utama untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi," tutupnya.
(dru/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!