Proyek Sumur Minyak Cepu Molor, Ini Penjelasan Kepala SKK Migas ke Wapres

Bojonegoro -Sampai saat ini, proyek fasilitas migas di Lapangan Banyu Urip, Cepu belum juga rampung. Padahal proyek ini jadi andalan pemerintah untuk memenuhi target produksi minyak.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johannes Widjanarko menjelaskan soal kemajuan proyek ini kepada Wakil Presiden Boediono yang hadir bersama Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, saat kunjungan ke blok tersebut, Bojonegoro, Kamis (24/4/2014).


Proyek ini dikembangkan oleh Mobil Cepu Limited, yang merupakan perusahaan gabungan antara Pertamina dengan ExxonMobil.


"Banyu urip ditemukan 2001, waktu itu masih di bawah Pertamina. Lapangan ini disetujui pengembangannya pada 15 Juli 2006. Rencana cadangan semula 265 juta barel kemudian direvisi menjadi 445 juta barel. Investasi di proyek Banyu Urip mencapai US$ 2,25 miliar dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta," papar Widjanarko.


Widjanarko mengatakan, yang seringkali menjadi kendala dalam pengerjaan proyek fasilitas migas ini adalah kendala cuaca. Tidak disebutkan target kapan akan selesai, namun dari pernyataan terakhir Widjanarko mengatakan proyek ini akan selesai pada November 2014.


Ada 5 kontrak EPC (engineering, procurement, and construction) di lapangan ini, yaitu:



  • Fasilitas produksi utama (central production facility/CPF)

  • Pipa darat (onshore) 72 km

  • Pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower)

  • Floating storage off loading (FSO)

  • Fasilitas infrastruktur


"Kemajuan dari EPC-EPC ini mencapai 87%, di mana yang tertinggi adalah EPC 2, tinggal menyelesaikan untuk penutupan pipa. Yang paling rendah adalah EPC 5. Sebenarnya tidak begitu asing karena pekerjaan sipil tapi ada kendala cuaca," kata Widjanarko.

Kelima kontrak EPC ini, ujar Widjanarko, dikerjakan semuanya oleh perusahaan asal Indonesia. Dia mengatakan, saat ini produksi dari Banyu Urip mencapai 29 ribu barel/hari, dan pada September 2014 ditargetkan naik 10 ribu barel/hari.


"Pada Februari 2015 bisa mencapai puncak produksi sebesar 165.000 barel minyak per hari. Kita melaksanakan proyek cukup besar dengan 40 juta jam kerja tanpa fatality. Menciptakan 9.600 kesempatan kerja dan ada 600 subkontraktor," kata Widjanarko.




Foto: Blok Cepu (Indah Mutiara Kami-detikFinance)


Foto: Blok Cepu (Indah Mutiara Kami-detikFinance)




(dnl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!