Alasan Pertamina Geothermal Minta PLN Naikkan Harga Listrik Panas Bumi

Jakarta -PT PLN (Persero) dan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) sempat tidak menyepakati harga jual uap dan listrik panas bumi, karena PGE meminta kenaikan harga dari kesepakatan.

Kondisi yang berlarut ini sempat membuat Menteri BUMN Dahlan Iskan marah dan menggebrak meja pada rapat dengan direksi dua BUMN ini pada 10 April 2014 lalu. Akhirnya hari ini kedua BUMN menyepakati Heads of Agreement (HoA) atau pokok perjanjian dengan kisaran harga 8,4 sen-11 sen per kWh.


Direktur Utama PGE Rony Gunawan mengatakan, sebenarnya sudah ada harga yang disepakati kedua BUMN pada 2010 lalu. Namun karena beberapa hal yang berbeda di 2014, harga itu kemudian direvisi.


"Awalnya di kisaran 6 sen-8 sen per kWh. Banyak kenaikan yang signifikan, makanya direvisi tergantung lokasi," ujar Rony di kantor pusat PLN, Jakarta, Kamis (24/4/2014),


Menurutnya, biaya investasi yang dikeluarkan naik cukup signifikan, utamanya untuk pemboran. Kenaikan harga minyak disebutkan ikut mendongkrak harga alat bor. "Terutama di upstream. Pemborannya kan naik signifikan," sebutnya.


Selain itu, PGE juga mempertimbangkan risiko yang ditanggung saat pemboran sumur. Untuk satu kali pemboran sumur membutuhkan biaya minimal US$ 7 juta. Sehingga menjadi pertimbangan saat eksplorasi.


"Daerah-daerah kami rata-rata sekarang lari ke kedalaman yang cukup dalam. Seperti Hululais, lebih dari 3.000 meter kita bor, mungkin itu salah satu sumur terdalam geothermal di Indonesia. Biayanya cukup mahal," jelasnya.


Meski baru pada tahapan HoA, pengembangan proyek panas bumi milik perseroan sudah jalan. PGE sudah melakukan pemboran di 9 wilayah kerja panas bumi (WKP) tersebut. Bahkan, untuk WKP Kamojang sudah mulai konstruksi. Sementara untuk Karaha, Ulubelu, dan Lumut Balai dalam proses lelang paket rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).


"Kami targetkan untuk Kamojang 5 kapasitas 35 megawatt (MW) sudah bisa operasi tahun depan," ungkapnya.


Berikut adalah rincian proyek uap dan panas bumi yang disepakati harganya hari ini:



  1. PJBU : Sungai Penuh Unit I dan II 2x55 MW (hulu) - 2022

  2. PJBU : Hululais Unit I dan II 2x55 MW (hulu) - 2019

  3. PJBL : Kotamobagu Unit I, II, III dan IV 4x20MW (hilir) - 2024

  4. PJBL : Lumut Badai Unit I dan II 2x55 MW - 2017

  5. PJBL : Lumut Badai III dan IV - 2022

  6. PJBL : Ulubelu Unit III dan IV - 2x55 MW - 2016

  7. PJBL : Kamojang Unit V 1x30 MW - 2015

  8. PJBL : Karaha 1x30 MW - 2017

  9. PJBL : Lahendong Unit V dan VI 2x20 MW - 2017


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!