Bank Dunia: 70% Petani Malaysia Punya Asuransi, di RI 0%

Jakarta -Penggunaan asuransi oleh masyarakat di Indonesia masih sangat minim, kurang dari 1%. Bahkan, untuk asuransi bagi petani malah tidak ada sama sekali alias 0%. Sementara di negara tetangga seperti Malaysia, pemberian asuransi terhadap petani sudah mencapai 70%.

Direktur World Development Report (WDR) dari Bank Dunia Norman Loayza mengungkapkan, ada beberapa masalah yang perlu digarisbawahi di Indonesia terkait hal tersebut, yaitu masyarakat Indonesia banyak yang bekerja sendiri dan tidak berbagi risiko, akses asuransi rendah, dan pasar finansial terbatas.


"Masyarakat Indonesia banyak yang miskin dan tidak tercover asuransi. Ini harus diatasi. Contoh petani di India sekitar 6% memiliki akses asuransi di pertanian, 70% petani di Malaysia punya asuransi, sementara di Indonesia masih 0%," ujar dia saat acara Peluncuran World Development Report 2014 oleh Bank Dunia di Paramadina Public Policy Institute, Gedung Energi, Jakarta, Kamis (24/4/2014).


Norman menjelaskan, salah satu yang menghambat sulitnya akses finansial di Indonesia adalah sulitnya regulasi yang diterapkan pemerintah.


"Jadi harus menganalisa lebih dalam mengapa terlalu banyak orang Indonesia bekerja sendiri dan tidak ada asuransi, itu ada hubungannya dengan pemerintah dan regulasi. Di Indonesia sudah tepat waktunya agar asuransi berkembang jauh lebih besar," jelas Norman.


Dia menambahkan, perlu adanya pembentukan sebuah lembaga yang khusus menangani pengelolaan risiko kesehatan yang independen agar tidak ada unsur politik yang memungkinkan adanya campur tangan terhadap hal tersebut.


"Membentuk dewan risiko nasional dengan memberi panduan ke pemerintah dan dewan risiko ini independen dan bebas dari siklus politik sehingga tidak ada campur tangan," tandasnya.


(drk/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!