Dolar Tembus Rp 12.000, Produsen Elektronika Ancang-ancang Naikkan Harga

Jakarta -Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melanjutkan tren pelemahan. Mengutip Reuters pada Kamis (26/6/2014), dolar diperdagangkan pada posisi Rp 12.091.

Salah satu industri yang terkena dampak negatif dari pelemahan nilai tukar rupiah adalah elektronika. Menurut AG Rudyanto, Ketua Electronic Marketers Club (EMC), produsen produk elektronika sudah bersiap-siap menaikkan harga jual.


"Sekarang sudah siap-siap naik. Bahkan beberapa merek sudah menginformasikan ke dealer bahwa tangga 1 bulan depan harga akan naik," kata Rudyanto saat berbincang dengan detikFinance, Kamis (26/6/2014).


Kenaikan harga, lanjut Rudyanto, akan bervariasi tergantung golongan produk. "Untuk televisi yang pasarnya ketat mungkin kenaikannya sedikit. Tapi kalau AC mungkin lebih banyak," ujarnya.


Rudyanto belum bisa memperkirakan besaran pasti kenaikan harga produk-produk elektronika. Namun dia menyebutkan kenaikan harga tidak akan terlalu besar, mengingat bisa berdampak pada penjualan.


"Sejak tahun lalu, harga produk elektronika sudah naik 15-25%. Ini menyebabkan penjualan turun cukup signifikan. Jadi kalau sekarang harga harus naik lagi, sepertinya tidak akan terlalu signifikan," papar Rudyanto.


Penurunan penjualan, menurut Rudyanto, disebabkan daya beli masyarakat yang tidak sekuat dulu. "Sekarang penjualan televisi turun, padahal ada Piala Dunia. Biasanya kalau Piala Dunia penjualan televisi naik," ucapnya.


Oleh karena itu, tambah Rudyanto, produsen produk elektronika sebenarnya berat untuk menaikkan harga. "Tetapi mau bilang apa, memang tidak bisa dihindari. Kalau rupiah melemah harga pasti naik," ujarnya.


Rudyanto berharap pelemahan rupiah kali ini hanya temporer. Dia ingin agar faktor-faktor yang menyebabkan pelemahan kurs segera ditangani.


"Saya berharap para pendukung capres (calon presiden) ini damai saja. Salah satu penyebab rupiah melemah karena ada potensi konflik jelang pilpres (pemilihan presiden). Investor melihat ini sebagai sentimen negatif," tegas Rudyanto.


(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!