Ahok: MRT dan KRL Mirip, Semuanya Sama Kok

Jakarta -Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengidamkan disatukannya manajemen Mass Rapid Transit (MRT) dengan Commuter Line (KRL) Jabodetabek di bawah PT Kereta Api Indonesia (KAI). Ahok beralasan kedua transportasi massal itu memiliki karakter yang sama.

Ahok lebih memilih membesarkan KAI daripada menghadirkan perusahaan-perusahaan baru seperti MRT maupun monorel. Namun keputusan tersebut ada di tangan presiden.


"Kalau buat saya pribadi, saya akan gabung dengan kereta api. Makanya saya menyiapkan semua direksi, komisaris tuh semua dari kereta api (PT KAI). Minimal pakai 1 tiket tunggal," kata Ahok dalam seminar bertajuk "Mencari Model Pembangunan Infrastruktur Transportasi Publik Kota Jakarta" di Hotel Pullman, Jakpus, Kamis (26/6/2014).


Bahkan Ahok sengaja menaruh orang-orang KAI dalam manajemen TransJakarta.


"Karena bagamana pun, punggung utama transportasi kita tuh kereta api. Ya termasuk MRT sebetulnya gitu lho. Tapi MRT dan kereta api kalau diterjemahkan tuh mirip. Bentuknya sama, semuanya sama kok," katanya.


Ahok mengungkapkan kemampuan PT KAI untuk menyiapkan infrastruktur pendukung lalu lintas kereta api punya keterbatasa. Misalnya pembangunan flyover atau underpass untuk mengurangi gangguan di perlintasan sebidang merupakan di luar tanggung jawab PT KAI, namun pemerintah daerah dan pemerintah pusat.


Menurutnya, jika transportasi kereta di dalam kota sudah terbebas dari gangguan perlintasan sebidang, maka manfaatnya tak hanya dalam angkutan manusia yang efektif dan efisien, namun bermanfaat untuk angkutan barang yang murah. Nantinya angkutan transportasi manusia juga akan ditopang dari angkutan massal Light Rail Transit (LRT) yang akan disiapkan pemda DKI Jakarta.


"Nah berarti nggak mungkin dong kamu bangun underpass semua selesai pun belasan, nggak akan ada efek. Kereta api enggak mungkin nambah tiap 1 menit. Tapi harus dibangun enggak underpass flyover? Harus," katanya.


Terkait dengan perkembangan proyek MRT Jakarta, Ahok mengakui proses konstruksi ada sedikit keterlambatan beberapa bulan karena ada hambatan dalam proses pemindahan utilitas seperti pipa gas, kabel bawah tanah dan lainnya.


"Progres jalan. Tinggal soal utilitas ada masalah karena ada gas, PLN, telkom. Agak telat sedikit 1-2 bulan," katanya.


(hen/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!