Ini Isi Kontainer yang Menginap 2 Tahun di Tanjung Priok

Jakarta -Inspeksi Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, kemarin telah mengungkap fenomena kontainer barang yang menginap hingga 2 tahun di pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia tersebut. Apa isi dari kontainer-kontainer yang menginap cukup lama di Tanjung Priok itu?

Sekretaris Jenderal Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Achmad Ridwan mengatakan selain kontainer yang berisi limbah besi tua (scrap), juga yang paling banyak adalah tumpukan 42 kontainer daging sapi beku impor dari Australia.


Cerita ini berawal pada Agustus 2012 lalu, importir daging PT Karunia Segar Utama (KSU) memalsukan Surat Persetujuan Impor (SPI) demi meloloskan daging impor ke Indonesia. Tindakan ini mengimpor daging di luar dari kuota yang telah diberikan pemerintah alias daging ilegal.


Praktik ilegal ini diketahui aparat pemerintah di pelabuhan, sehingga diputuskan oleh kementerian perdagangan (Kemendag) agar PT KSU melakukan reekspor atau pemulangan kembali daging sapi impor ke Australia. Dari total 116 kontainer daging ilegal tersebut sebanyak 74 kontainer telah direekspor oleh PT KSU pada Desember 2012.


"Sisanya ada 42 kontainer masih mangkrak belum direekspor karena KSU nggak mau re-ekspor," katanya kepada detikFinance, Jumat (27/6/2014)


Ridwan mengatakan selama 2 tahun terakhir pihak otoritas pelabuhan Tanjung Priok sudah berupaya memanggil berkali-kali PT KSU, namun belum ada hasil. "Sudah dicari, kini KSU sudah menghilang, mungkin sudah berganti baju," kata Ridwan.


Menurutnya tumpukan kontainer daging sapi impor ini tak hanya mengganggu atau mengurangi daya tampung tempat penyimpanan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, namun juga berdampak pada potensi kerugian operator pelabuhan di Tanjung Priok seperti IPC maupun JICT. Apalagi jika pihak PT KSU tak membayar biaya sewa tempat di penimbunan Tanjung Priok.


"Selama 2 tahun itu, kontainer itu pakai listrik (untuk ruang pendingin), kalau dicabut bau, bahkan jadi penyakit. Kini sedang dibentuk otoritas pelabuhan untuk proses pemusnahan," katanya.


Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung atau CT menyayangkan masih banyak kontainer terparkir lama di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, bahkan ada yang sampai 2 tahun tak diambil sang pemilik. Keberadaan kontainer yang menginap lama menghambat arus masuk dan keluar barang di Pelabuhan Tanjung Priok


"Jadi bagaimana perlakuan barang yang long stay ini. Ada yang sudah lebih 2 tahun belum diambil yang punya barang. Masalah ini harus bisa segera ditindak dan dilaksanakan," kata CT saat melakukan rapat koordinasi di Kantor Pusat Pelindo II, Jalan Pasoso, Jakarta, Kamis (26/06/2014).


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!