Kenangan Mahendra Siregar Soal Pelabuhan Tanjung Priok

Jakarta -Mahendra Siregar, hari ini ikut dalam rombongan para menteri ekonomi meninjau situasi kelancaran arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Namun, Mahendra sekarang tidak lagi sebagai Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), tapi sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Tahun lalu, Mahendra memang ditugaskan khusus oleh Menteri Keuangan untuk membenahi pelabuhan Tanjung Priok. Sebab ada permasalahan dwelling time (waktu tunggu) yang cukup parah mengganggu.


Ia menuturkan, kondisi dibandingkan sebelumnya memang telah banyak mengalami perubahan. Terutama soal kemacetan yang terjadi di dalam dan luar pelabuhan. Mahendra bahkan sempat naik ojek untuk masuk ke pelabuhan.


"Tahun lalu saya naik ojek saja nggak bisa bergerak, sekarang rombongan segini masih bisa jalan," kata Mahendra di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/6/2014)


Menurutnya, banyak mekanisme yang masih berlangsung sampai dengan sekarang. Seperti dalam hal merapikan arus barang agar tidak banyak berhenti dan bisa berjalan cepat.


"Langkah-langkah yang kita lakukan di tahun lalu termasuk merapikan arus barangnya, kemudian fee untuk penimbunan yang berlebihan, itu semua tetap berjalan, sehingga keputusan tahun lalu masih tetap membantu penanganan manajemen kontainer saat ini," jelasnya.


Selain itu juga penetapan tarif inap kontainer di pelabuhan yang dikenakan lebih mahal dibandingkan luar pelabuhan punya dampak positif. Sehingga pemilik tidak menimbun kontainer lagi di dalam pelabuhan.


"Misalnya untuk kontainer yang disimpan melebihi waktu minimal, dia langsung dikenakan eskalasi tarif 500%. Tahun lalu itu kendala, karena biaya menyewa gudang di luar jauh lebih mahal dari pada menimbun di pelabuhan," ujarnya.


Semakin baiknya pelabuhan, kata Mahendra juga terlihat dari pembangunan infrastruktur penunjang. Seperti jalan, tempat penimbunan kontainer hingga area pelabuhan baru. Proses administrasi yang dilewati oleh pelaku usaha juga lebih cepat dari sebelumnya.


"Pengaturan antara pemeriksaan terpadu sama kondisi keluar masuknya kapal sekarang lebih sinkron dari segi ICT-nya. Dulu overlapping apa yang dilakukan di satu pemeriksaan terpadu sama, akhirnya mondar-mandir. Sekarang satu green line, satu jalur merah, sehingga sekarang karantina, POM-nya, sekarang bisa lebih baik," terangnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!