Dolar AS Perkasa, Industri Otomotif Kena Getahnya

Jakarta -Pertumbuhan bisnis industri otomotif tahun ini diperkirakan masih akan melambat. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) pun belum akan memasang target tinggi, karena pada 2013 laba bersih perseroan anjlok hingga 33,59% menjadi Rp 532,46 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 801,73 miliar.

Komisaris Utama Indomobil Soebronto Laras mengungkapkan, bisnis otomotif tahun ini diperkirakan belum bisa mencapai kinerja terbaik seperti tahun-tahun sebelumnya. Berbagai tantangan seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tingginya tingkat suku bunga, dan persaingan di industri otomotif sendiri masih akan menghadang.


"Bisnis otomotif lagi menurun. Problem terbesar rupiah, itu kan jadi masalah. Suku bunga tidak turun jadi tight policy. Selain itu, problem otomotif adalah infrastruktur dan logistik," papar Soebronto saat ditemui di Wisma Indomobil, Jakarta, Jumat (27/6/2014).


Terkait hal itu, perseroan hanya mematok belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 60 juta atau Rp 600 miliar. Turun dibandingkan tahun lalu yang Rp 1,2 triliun. Belanja modal tahun ini sebagian besar didanai dari kas internal perseroan.


"Belanja modal tahun ini lebih rendah dari tahun lalu, itu tidak termasuk investasi kendaraan sewa. Capex tidak termasuk bisnis rental, US$ 60 juta dolar majority dari internal cash flow," katanya.


Belanja modal tersebut, lanjut Soebronto, bakal digunakan perseroan untuk mengembangkan 20 showroom baru di seluruh Indonesia. Pada kuartal I-2014, baru 6 showroom yang dikembangkan.


Untuk mengantisipasi penurunan bisnis di industri otomotif, perseroan bakal sedikit menggeser portofolio pendapatan dengan menambah porsi pendapatan dari bisnis pembiayaan (finance) menjadi 7-10% dari sebelumnya 4%.


"Kita mesti hati-hati dengan yang namanya kebutuhan modal kerja, jangan overstock. Kalau overstock yang terjadi perang harga. Ada potensi pengembangan kontribusi di finance tadinya 4% akan ke 7-10% dari revenue," terang Soebronto.


Meski saat ini melambat, tetapi Soebronto optimistis industri otomotif akan tetap punya prospek yang cerah. "Kondisi pasar otomotif pengembangan ke depan akan terus naik. Saya fully confident," tegasnya.


(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!