Antisipasi Lonjakan Saat Puasa-Lebaran, Pertamina Bakal Impor BBM

Jakarta -PT Pertamina menyebutkan permintaan bahan bakar minyak (BBM) pada Ramadhan-Idul Fitri tahun ini akan naik sekitar 10%. Untuk menghadapi lonjakan tersebut, Pertamina menyiapkan kebutuhan BBM dengan berbagai cara termasuk impor.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan volume impor BBM akan disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri. "Impor tetap, tapi kan menyesuaikan saja. Tetap mengandalkan produksi dalam negeri dulu, kalau kurang baru impor," katanya kepada detikFinance, Minggu (29/6/2014).


Seperti tahun-tahun sebelumnya, impor BBM akan melonjak dibandingkan sebelum puasa-lebaran agar kebutuhan BBM sampai di atas 18 hari dapat tercapai. "Biasanya memang lebih tinggi dari bulan-bulan biasa," ujarnya.


Lonjakan impor BBM pada periode ini akan mempengaruhi situasi perekonomian negara secara keseluruhan. Impor yang tinggi memberikan tekanan terhadap neraca perdagangan, transaksi berjalan, dan nilai tukar rupiah.


Namun, Ali menyebutkan bahwa impor BBM belum bisa terelakkan. Agar perekonomian terus berjalan, BBM harus selalu tersedia meskipun harus diimpor.


"BBM adalah kebutuhan ekonomi, untuk konsumsi. BBM dibutuhkan agar roda perekonomian berputar," katanya.


Ali menambahkan, secara perlahan masyarakat kelas menengah ke atas telah berpindah menggunakan BBM non subsidi. Hal ini didorong oleh kendaraan yang diproduksi tak layak lagi menggunakan premium ataupun solar.


Oleh karena itu, lanjut Ali, Pertamina juga akan mematikan ketersediaan BBM non subsidi selain premium dan solar. "Harga Pertamina sangat kompetitif untuk Pertamax," tuturnya.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!