Bila Kuota BBM Subsidi Habis, Premium dan Solar Dijual dengan Harga Pasar

Jakarta -Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) tidak lagi melakukan pemotongan penyaluran BBM bersubsidi di SPBU sebesar 5%-20%. Namun hal ini menyebabkan kuota konsumsi BBM bersubsidi akan melampaui pagu yang telah ditetapkan yaitu 46 juta kilo liter.

"Ini kan penyaluran BBM subsidi di-loss saja, tidak ada pemotongan lagi. Kalau setelah itu tidak ada kebijakan yang dilakukan pemerintah, maka BBM subsidi kan pasti tidak cukup sampai akhir tahun," kata Senior Vice President Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko, saat ditemui di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (27/8/2014).


Pertamina memprediksi jatah BBM bersubsidi yang ditetapkan sebanyak 46 juta kilo liter akan habis sebelum akhir tahun. Solar diperkirakan habis 6 Desember, sementara Premium ludes 27 Desember.


Suhartoko mengatakan, kalau kuota BBM subsidi sudah habis dan tidak ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, maka Premium dan Solar akan tetap ada di SPBU se-Indonesia.


"Premium dan Solar tetap akan ada di SPBU tapi harganya harga keekonomian. Selain Premium dan Solar dengan harga keekonomian, tentu ada BBM non subsidi lainnya seperti Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex," ungkapnya.


Langkah ini, lanjut Suhartoko, terpaksa ditempuh Pertamina karena anggaran subsidi BBM sudah tidak bisa diberikan. Sementara kebutuhan BBM di masyarakat tidak bisa ditunda.


"Ini kan hanya akan terjadi di akhir-akhir tahun. Masyarakat harus mau. Harus bagaimana lagi, BBM subsidinya nggak ada," tuturnya.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!