Dalam Setahun 6 Miliar Liter BBM Tersedot Untuk Pembangkit Listrik

Jakarta - Pengoperasian pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sangat boros bahan bakar minyak (BBM). Dalam Setahun setidaknya dibutuhkan 6 juta kiloliter (KL) atau 6 miliar liter BBM untuk menghidupkan PLTD.

"Acara ini sangat bagus sekali bagaimana kita ingin mengembangkan pembangkit listrik geothermal dan minihidro juga solar (matahari). Cara ini untuk mengganti pembangkit listrik tenaga diesel yang memakan BBM 6 juta KL/tahun," kata Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo saat membuka acara pembukaan CIEPS (Conference of Indonesian Electrical Power Society) dan Pameran 2013 di JIE Expo Kemayoran Jakarta, Rabu (4/9/2013).


Acara CIEPS kali ini menghadirkan 36 delegasi dari negara yang berbeda. Mereka beramai-ramai menawarkan proyek pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan. Selain itu beberapa negara juga menghadirkan produk pengolahan mineral.


Menurut Susilo, pergelaran acara kali ini tepat karena akan mengundang para investor asing untuk datang dan berinvestasi di Indonesia.


"Ini tantangan kebutuhan di sana, investor di luar pada masuk sehingga pemerintah serius mempermudah perizinan dan pembebasan lahan, uangnya sudah ada kalau izinnya cepat berarti uang langsung dibelanjakan. Jadi investasi langsung mengalir ke negara kita," imbuhnya.


Ia mengungkapkan setidaknya Indonesia membutuhkan 5.000 Mega Watt listrik dari pembangkit listrik terbarukan setiap tahunnya untuk mengganti pembangkit listrik berbahan minyak. Sehingga nantinya di tahun 2020, Indonesia bisa mandiri memproduksi listrik tanpa BBM.


"Kita membutuhkan 5.000 MW/tahun dan itu dari kecil ke besar. Seperti 250 MW di daerah terpencil yang sulit terjangkau listrik sehingga disuplai dari yang kecil-kecil seperti minihidro dan lain-lain juga solar. Geothermal juga yang sekarang baru 1.700 MW. Kita harapkan tahun 2020 sudah ada tambahan listrik dari pembangunan minihidro dan geothermal dan lain-lain," jelasnya.


(wij/hen)