Agus Martowardojo, Gubernur BI, mengatakan bahwa ada kenaikan defisit transaksi berjalan dibandingkan kuartal I-2014 yang sebesar US$ 4,2 milar atau 2,05%. Artinya ada kenaikan sebesar 116% pada kuartal II-2014 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Namun, dia menegaskan bahwa situasi ini hanya faktor musiman. Salah satunya adalah impor yang tinggi untuk kebutuhan Ramadan-Idul Fitri.
"Angka tersebut adalah musiman. Seperti kuartal II-2013, saat itu current account deficit adalah US$ 10,1 miliar atau 4,47% PDB," kata Agus dalam jumpa pers di kantor BI, Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Oleh karena itu, Agus menilai defisit transaksi berjalan yang turun dari US$ 10,1 miliar menjadi US$ 9,1 miliar sudah cukup baik. "Itu menunjukkan walaupun harga komoditas dunia masih ada penurunan, khususnya untuk CPO, batu bara, dan karet, tetapi masih bisa membuat transaksi berjalan kita ada perbaikan," paparnya.
Agus memperkirakan transaksi berjalan akan membaik pada paruh kedua 2014. Ini seiring dengan sejumlah perusahaan tambang mineral yang sudah bisa melakukan ekspor karena sudah memenuhi berbagai persyaratan.
"Usaha pertambangan mineral sudah renegosiasi dan ekspor pada semester II-2014. Kami melihat ada suatu kondisi yang akan memperbaiki transaksi berjalan," tutur Agus.
Pada akhir tahun, Agus memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada di kisaran US$ 27 miliar. Turun dibandingkan sepanjang 2013 yang sebesar US$ 30 miliar.
(hds/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
