"Ya dengan Presiden Jokowi dengan berbagai gebrakan beliau yang luar biasa, saya rasa akan lebih bagus," ungkapnya di JCC, Kamis malam, (20/11/2014)
Tahun depan diproyeksikan ekonomi tumbuh 5,8% atau di atas realisasi tahun ini yang dimungkinkan hanya mencapai 5,1%.
Arwin mengakui kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi akan sedikit menggerus pertumbuhan dalam waktu dekat. Karena mendorong lonjakan inflasi cukup tinggi.
"Kenaikan BBM itu bukan masalah besar ya, makanya disampaikan oleh bapak presiden, naiknya BBM itu tujuannya kan penghematan itu untuk infrastruktur. Karena selama ini kita kan kurang dalam infrastruktur ya. Dengan sendirinya ini akan membantu pertumbuhan ekonomi kita," paparnya.
Dalam bisnis perbankan, demikian Arwin menyampaikan tetap akan bersinergi dengan sektor riil.
"Selama sektor usaha itu akan lebih giat ya, bank pasti akan mendukung. Paling penting kan likuiditas perbankan itu baik. Ini ditolong dengan banyaknya investasi yang mengalir ke dalam negeri," tukas Arwin.
"Ya bagi bank itu, pandai mengelola dana masyarakat yang kemudian menjadi kredit. Nah sektornya harus tepat. Seperti infrastruktur, eksahatan pendidikan kesehatan dan jasa," tambahnya.
(mkl/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
