Gara-gara Proyek Irigasi Mangkrak, Ratusan Hektar Sawah di Pekalongan Kering

Pekalongan -Sebanyak 52% sistem irigasi di Indonesia rusak karena berbagai faktor. Salah satunya yang terjadi akibat rusaknya sistem bendung yang menjadi pusat pengendali aliran air untuk irigasi.

Permasalahan ini terjadi pada Bendung Simbang di Pekalongan (Jawa Tengah). Sejak 4 Januari 2011, bendung ini jebol karena banjir namun sampai sekarang proses perbaikannya belum tuntas. Akibatnya, ratusan hektar sawah di beberapa kecamatan di Pekalongan tak mendapatkan air.


Koordinator penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BPPK) Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan, Sodik mengatakan sebanyak 7 desa tidak teraliri air selama bertahun-tahun akibat jebolnya bendung tersebut. Tujuh desa itu adalah Salak Brojo, Langlap, Pajomplangan, Losarang, Proto, Pewayangan, dan Kedungwuni.


Total lahan sawah di 7 desa itu adalah 359 hektar lahan sawah. Selain itu, di Kecamatan Karangdadap ada 243 hektar lahan sawah.


"Sehingga yang tak teraliri air sehingga jumlahnya ada 602 hektar, yang tidak teraliri air atau hanya tanam sekali dalam setahun dengan hanya mengandalkan air hujan," kata Sodik di sela-sela acara blusukan Mentan Amran Sulaiman di Desa Kalipancur, Kecamatan Bojong, Pekalongan, Kamis (20/11/2014).


Dalam blusukannya, Mentan Amran sempat memeriksa kondisi irigasi yang ternyata memang kering. Menurut pengakuan warga setempat, irigasi tersebut sudah mangkrak selama 2 tahun. Tidak teraliri air dan tidak terawat.


Setelah meninjau langsung ke lapangan, Amran mendapati pangkal masalahnya. Ternyata, Bendung Simbang di Desa Mojosari, Kecamatan Doro, sudah rusak sejak 2011. Bendung itu jebol akibat banjir. Perbaikan bendung ini kini baru mencapai 70% yang dilakukan oleh Kementerian PU dan Pera, targetnya selesai akhir tahun ini.


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!