Ini Penampakan Parahnya Irigasi di Pekalongan yang Tak Terurus Bertahun-tahun

Pekalongan -Sebanyak 52% sistem irigasi di Indonesia rusak karena berbagai faktor. Salah satunya yang terjadi akibat rusaknya sistem bendung yang menjadi pusat pengendali aliran air untuk irigasi.

Permasalahan ini terjadi pada Bendung Simbang di Pekalongan (Jawa Tengah). Sejak 4 Januari 2011, bendung ini jebol karena banjir namun sampai sekarang proses perbaikannya belum tuntas. Proses perbaikan baru dilakukan oleh Kementerian PU pada 2012 atau setahun setelah rusak.


Dampaknya di Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan sebanyak 7 desa tidak teraliri air selama bertahun-tahun akibat jebolnya bendung tersebut. Tujuh desa itu adalah Salak Brojo, Langlap, Pajomplangan, Losarang, Proto, Pewayangan, dan Kedungwuni.


Total lahan sawah di tujuh desa itu adalah 359 hektar lahan sawah. Selain itu, di Kecamatan Karangdadap ada 243 hektar lahan sawah. Sehingga yang tak teraliri air sehingga jumlahnya ada 602 hektar.


Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan penyebab mangkraknya proyek perbaikan Bendung Simbang di Dukuh Simbang, Desa Kalimojosari, Doro, Pekalongan, Jawa Tengah.


"Perbaikan baru 2012. Terhambat birokrasi dan lainnya pencairan dana juga termasuk salah satu hambatan yang mengakibatkan keterlambatan pembangunan bendungan," kata Mentan Amran di lokasi Bendung Simbang.


Berikut penampakan irigasi yang tak ada airnya akibat Bendung Simbang yang rusak sejak 4 tahun lalu:


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!