Fundamental RI Kurang Kuat, Dana Asing Berpotensi 'Kabur'

Jakarta -Sentimen negatif banyak beredar dari luar negeri, mulai dari berhentinya stimulus The Federal Reserve sampai pertumbuhan ekonomi negara Asia yang melambat. Bank Indonesia (BI) memprediksi fundamental Indonesia kurang kuat menahan dana asing supaya tidak kabur.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, sekarang ini sedang terjadi keseimbangan baru dalam portofolio dana global.


"Tapi dana global itu tidak akan meninggalkan negara yang fundamental ekonominya kuat. Salah satu cerminan ekonomi yang kuat adalah inflasi rendah dan stabil dan transaksi berjalannya ada dalam kondisi yang sehat," katanya di komplek BI, Jalan M Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2014).


"Kalau Indonesia, inflasi kita sudah bisa kita kendalikan, transaksi berjalan kuartal II-2014 masih di kisaran 4%, kuartal II-2013 masih di kisaran 4%, dan nanti di kuartal II-2015 masih 4%, itu kondisi yang kurang kuat secara fundamental," katanya.


Maka dari itu Agus menyatakan Indonesia masih harus berupaya untuk memperbaiki transaksi berjalan. Apalagi Indonesia sudah 3 tahun ini transaksi berjalannya defisit.


"Namun kuartal III-2014 terlihat bahwa perkembangannya membaik, dan kita juga melihat surplus dari kegiatan ekspor non migas membaik," katanya.


Defisit neraca ini bisa berkurang setelah impor BBM berkurang. Caranya menekan impor ini adalah dengan menaikkan harga sehingga menekan kebutuhan BBM.


"Jadi Indonesia menghadapi tantangan di 2015 baik dunia maupun domestik, kita perlu menguatkan fundamental ekonomi kita, yang tercermin dari inflasi yang lebih terkendali dan transaksi berjalan yang lebih sehat," katanya.


(ang/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!