Kawasan terpencil yang dipenuhi hutan jati ini diam-diam menyimpan potensi ekonomi dan sumber daya alam yang besar. Selain potensi wisata goa-goa karst alam yang jumlahnya sangat banyak, kawasan yang masih dalam rangkaian Pegunungan Kendeng ini sempat dilirik sebagai sumber bahan baku industri semen.
Menurut Sumarsoni, Kepala Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan mengatakan di wilayahnya banyak ditemukan goa-goa alam yang masih 'perawan' alias belum tersentuh pengelolaan untuk kegiatan wisata maupun kegiatan ekonomi lainnya. Rata-rata goa yang ada di sini menjadi sumber mata air abadi bagi kegiatan pertanian di wilayah tersebut.
"Di sini ada Sungai Kedungsobra yang sumber airnya keluar dari goa Sobra, lokasinya dekat dengan PG Blora, kalau musim kemarau, airnya tetap mengalir," kata Soni kepada detikFinance, Sabtu (20/12/2014).
Soni menceritakan soal penemuan mata air Sungai Kedungsobra ini menjadi salah satu alasan pihak PT Gendhis Multi Manis (GMM) mau membangun pabrik gula di kampungnya. Keberadaan sumber air menjadi poin penting bagi keberadaan sebuah pabrik gula. Sungai Kedungsobra juga menyimpan potensi wisata seperti keberadaan air terjun setinggi 7 meter.
"Mata air ini ditemukan sejak pembangunan PG Blora 2010, sejak dibangun pabrik oleh Pak Kamadjaya, sempat menelusuri sumber mata air. Setelah menemukan air baru dibangun pabrik," kata Soni.
Presiden Direktur PT GMM Kamadjaya mengakui potensi sumber daya alam di kawasan sekitar PG Blora sangat besar. Selain banyak sumber air alam, juga kegiatan produksi gula merah di kawasan ini juga cukup besar. Ia berharap kawasan karst di pegunungan Kendeng tak dijadikan sumber bahan baku pabrik semen agar tak rusak ekosistemnya.Next
(hen/rrd)
