"Apresiasi masyarakat luar biasa, dan muncul pengakuan dari pemerintah terutama Presiden Jokowi. Susi Pudjiastuti menjadi menteri paling populer nomor 1. Nomor 2 ada Pak Tjahjo Kumolo (Menteri Dalam Negeri). KKP menjadi kementerian paling populer," kata Susi saat rapat koordinasi dengan 338 Nakhoda Kapal Pengawas di Gedung Mina Bahari I, Jakarta, Selasa (13/01/2015).
Susi merasa terharu saat mendapatkan penghargaan itu dari Presiden Jokowi. Susi menjelaskan, penghargaan itu didapat setelah kinerja dan kebijakannya memberantas illegal fishing direspons positif oleh 300 media nasional.
"Saya merasa terharu dan bangga. Dengan keterbatasan saya, presiden memilih saya, dan ternyata bersambut. Anda tidak merendahkan saya tetapi mendukung program kita demi masyarakat kita. Saya sangat bangga," papar Susi.
Keinginan Susi memberantas para maling ikan didasari kerugian negara yang sangat besar. Setiap tahun, kerugian negara bisa mencapai Rp 300 triliun dari 3 juta ton ikan yang diekspor oleh 5.000-7.000 kapal secara ilegal.
"Permasalahan bangsa tidak akan selesai kalau illegal fishing tidak diberantas," tegas Susi.
Ia juga mengajak masyarakat ikut berperan aktif memberantas illegal fishing. Hal ini dibuktikan setelah nelayan Tanjung Balai Asahan menangkap kapal ikan ilegal asal Malaysia. Nelayan Tarakan, terutama di Pulau Sebatik, juga mengikuti hal yang sama.
"Akhirnya Indonesia ini, finally, kita terbangunkan dari tidur yang cukup lama," ucap Susi, yang hari ini mengenakan baju serba merah.
Dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbang) beberapa waktu lalu, Jokowi sendiri melontarkan pujian kepada Susi yang berani menenggelamkan kapal asing pelaku illegal fishing. Di depan para menteri dan seluruh kepala daerah, Jokowi secara khusus memanggil Susi kala sedang membacakan pidato pembukaan.
"Mana Bu Susi? Kenapa sih senang Bu Susi semuanya?" canda Jokowi kala itu yang disambut tawa para hadirin.
(wij/hds)