Cegah Penyimpangan, Ahok Minta Operasi Pasar Beras Wajib Pakai Kartu ATM

Jakarta -Harga beras di Ibu Kota mulai jenis standar hingga premium mengalami kenaikan hingga 30% sejak 9 Februari 2015 lalu. Tentu saja hal ini mencekik para pelaku usaha warteg dan warga Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mempunyai gagasan agar beras OP yang disebar oleh Perum Bulog ke pasar tak masuk gudang-gudang para pedagang pasar. Bila beras OP jatuh tangan pedagang, maka target menurunkan harga beras akan sulit tercapai.


"Beras kita sudah minta operasi pasar (OPS) kita itu harus dibeli dengan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) Jadi kita tidak ingin nanti yang beli beras operasi pasar itu nggak ketahuan siapa, kita kasih jatah siapa. Tadi dalam rapim (rapat pimpinan) sudah saya pesankan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (23/2/2015).


"Kalau kamu cuma operasi pasar ke agen-agen, bisa jadi oknum ‎itu jual kepada pedagang. Mungkin ke rakyat hanya 10 persen, 90 persen masuk gudang misalnya. Nah, kita tidak mau (seperti itu)," lanjutnya.


Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menegaskan agar pembelian beras nantinya bisa melalui ATM. Sehingga, pembeli nantinya bisa terdata dengan baik dan jelas.


"Jadi kita ingin ‎masuk ke kelontong-kelontong atau lewat Kopas (koperasi pasar) pun, tapi yang beli harus dengan ATM bank. Nanti dari bank keluar cashless bank system, siapa yang beli beras ini," kata Ahok.


Suami Veronica Tan ini tidak mau menduga ada permainan oknum di balik melonjaknya harga beras. Ahok menyebut basis ATM yang ingin diterapkannya tersebut lantaran hampir semua warga Jakarta memiliki rekening di bank, sehingga seharusnya dapat lebih mudah.Next


(aws/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com