Ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng mengatakan, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh fundamental ekonomi Indonesia yang relatif lemah.
"Ekonomi kita masih didominasi modal asing, konsumsi ditopang kredit konsumsi, daya beli rendah," tegasnya di Warung Komando, Tebet, Jakarta, Minggu (5/4/2015).
Lemahnya fundamental ekonomi, lanjut Salamuddin, merupakan akumulasi dari sejumlah faktor. Pertama, pemerintah kurang mampu menjalankan strategi stabilisasi ekonomi.
"Kenaikan harga BBM, kenaikan harga pokok, itu implikasinya," ujar Salamuddin.
Kedua, tambah Salamuddin, pemerintah juga gagal dalam memperbaiki pendapatan masyarakat kelas bawah. Ketiga, masih adanya fungsi lembaga negara yang bertubrukan atau kurang efektif. Dia mencontohkan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Begitu sulit BI menjalankan manajemen lalu lintas keuangan, karena ada OJK," tuturnya.
Keempat, demikian Salamuddin, adalah kegaduhan politik yang seakan tanpa henti. "Itu memperkeruh suasana," tuturnya.
(zul/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
