Megawati Bingung Ahli Nuklir dan Metalurgi RI Tak Pulang ke Tanah Air

Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyayangkan banyak tenaga ahli Indonesia yang lebih memilih mengabdi di luar negeri daripada di Indonesia. Padahal mereka umumnya orang-orang yang dikirim khusus oleh Presiden Soekarno untuk belajar di berbagai universitas terbaik dunia.

Mega menuturkan para ahli tersebut harusnya membangun negerinya sendiri agar Indonesia bisa jadi negara yang bisa berdiri di kaki sendiri. Namun kenyataanya kebijakan pemerintah masa lalu khususnya tahun 1965 para ahli itu sulit kembali ke Indonesia, selain itu di masa kini para tenaga ahli itu pun sulit mengabdi di dalam negeri karena soal apresiasi yang bisa diberikan ke mereka.


"Tahun 1965 bukan hanya pelengeseran Bung Karno, pada waktu itu yang nggak boleh masuk lagi, ahli nuklir, ada ahli metalurgi. Saya pernah bertemu, mereka berkeinginan mereka pulang, waktu saya presiden saya izinkan, tapi menyangkut pada penghidupan mereka," katan Mega di acara Seminar Migas di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/2/2013)


Ia menyayangkan justru yang boleh masuk pada waktu itu adalah para ahli di bidang ekonomi, sosial, budaya. Sementara para tenaga ahli seperti ahli nuklir, metalurgi justru tak boleh diizinkan masuk pada waktu itu.


"Seorang dubes dari Arab Saudi mengatakan pada saya, kenapa ahli tak boleh dipulangkan. Kemana pikiran kita kemana kebanggaan pada negeri kita," katanya.


(hen/dnl)