Gubernur BI Sebut Kenaikan Harga Pangan Jadi Tantangan Berat

Jakarta - Melonjaknya harga pangan di awal tahun ini berakibat buruk terhadap inflasi. Pangan menjadi faktor utama pendorong inflasi Indonesia menjadi tinggi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menyebutkan, kestabilan harga pangan merupakan tantangan bersama. Sebab lonjakan yang terjadi indikasikan persoalan pangan cukup berat.


"Meskipun kemajuan telah kita capai, tantangan inflasi cukup berat. Harga pangan beberapa waktu terakhir masih terus meningkat," ungkap Darmin dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IV Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (8/5/2013).


Kenaikan harga pangan diindikasikan akibat iklim yang buruk, hambatan distribusi dan pasar yang belum efisien. "Ini akibat iklim yang merupakan bagian dinamika kondisi pangan. Hambatan distribusi dan pasar yang belum efisien," sebutnya.


Selain itu, menurut Darmin, pangan sangat rentan terhadap isu yang berkembang. Darmin menilai ketimpangan informasi dapat berakibat buruk bagi harga pangan. "Perkembangan harga pangan sangat rentan untuk menghadapi berbagai isu," jawabnya.


Maka dari itu, Darmin menilai perlu ada cara untuk mengatasi persoalan itu, terutama komitmen antara pusat dan daerah atau yang tergabung dalam TPID. "Perlunya komitmen bersama daerah guna mengatasi masalah untuk menstabilkan harga pangan," pungkasnya.


Salah satunya adalah untuk mengatasi hambatan distribusi. Darmin menilai ada unsur akses perbankan yang dapat dioptimalkan.


"Kita mulai dari petani yang sebelumnya dianggap unbankable secara bertahap akan menjadi bankable. Membuka fasilitas pembiayaan dan fasilitas perbankan lainnya," tutupnya.


Hadir dalam Rakornas, Wakil Presiden Budiono, Menteri Pertanian Suswono, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan perwakilan daerah. Dalam Rakornas akan dibahas terkait evaluasi capaian tahun 2012 dan target untuk tahun 2013.


(dnl/dnl)