PLN Rogoh Rp 60 Miliar/Hari untuk Pasok Listrik di Maluku Utara

Morotai - PT PLN (Persero) harus mengeluarkan dana sekitar Rp 60 miliar per hari untuk memasok listrik kepada 380.000 pelanggan PLN di Maluku dan Maluku Utara.

General Manager Regional Maluku dan Maluku Utara PT PLN Ikhsan Assad mengatakan 100% pasokan listrik di Maluku-Maluku Utara dipasok melalui PLTD (diesel).


"Hampir 100% listrik yang dipasok di Maluku-Maluku Utara menggunakan diesel/PLTD alias menggunakan BBM," kata Ikhsan ketika ditemui di Morotai, Maluku Utara, Kamis (9/5/2013).


Menurut Ikhsan, listrik yang dibangkitkan mencapai 70 mega watt dengan konsumsi BBM sekitar 6.000 kilo liter per hari.


"Kalau 6.000 KL per hari dikali Rp 10.000 harga BBM artinya dalam sehari dihabiskan Rp 60 miliar per hari untuk memenuhi listrik di Maluku dan Maluku Utara dengan jumlah pelanggan mencapai 380.000 pelanggan," ungkapnya.


Diakui Ikshan, di Maluku-Maluku Utara masih sering terjadi byar-pet alias sering mati lampu, hal ini karena antara kapasitas dengan beban puncak tidak sebanding.


"Contoh seperti di Ternate kapasitas PLTD mencapai 21 MW namun beban puncak mencapai 22 MW pada malam hari, tentunya jika dipaksakan akan membuat rusak mesin, makanya sering terjadi pemadaman karena beban yang besar," ujarnya.


Bahkan saat ini pihaknya masih belum bisa memenuhi permohonan sambungan listrik baru. Untuk rumah tangga mencapai 20.000 permohonan. "Kita masih ada daftar tungggu mencapai 20.000 permohonan pemasangan listrik rumah tangga baru, belum bisa terlayani karena terbatasnya kapasitas PLTD," katanya.


Namun Ikhsan menargetkan tahun ini daftar tunggu tersebut bisa terlayani semua karena Oktober ini ditargetkan PLTU (batubara) 2 x 7 MW bisa beroperasi.


"PLTU Ternate 2 x 7 MW Oktober bisa beroperasi, sehingga ada 14 MW tambahan, tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan listrik dan menyelesaikan semua daftar tunggu sebanyak 20.000 permohonan, tapi dengan beroperasinya PLTU ini bisa menghemat konsumsi BBM mencapai 100 KL per hari atau PLN bisa hemat mencapai Rp 1 miliar per hari," tandas Ikhsan.


(rrd/hen)