Gita Wirjawan: Kalau Mau Cepat Kaya Jadilah Pengusaha Daging!

Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengajak ibu-ibu pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) untuk menjadi pengusaha daging. Ada beberapa alasan yang menjadi dasar Gita untuk mengungkapkan hal itu, salah satunya adalah agar cepat kaya.

"Kalau ibu-ibu ingin cepat kaya, maka jadilah pengusaha daging," ungkap Gita saat menghadiri acara Rakornas Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) di Gedung Smesco, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (11/5/2013)


Alasannya, menurut Gita kebutuhan daging rata-rata masyarakat Indonesia saat ini adalah 2,2 Kg per orang per tahun. Sementara, Argentina butuh 55 kg per orang per tahun, Brazil 33 kg dan Jerman 30 kg per orang per tahun.


"Ini adalah best opportunity bagi pengusaha," tegasnya.


Untuk 20 tahun mendatang, ia memperkirakan kebutuhan per kapita konsumsi daging masyarakat Indonesia akan mencapai 20 kg per orang per tahun. Dalam kalkulasinya dengan total populasi Indonesia, maka ada nilai Rp 350 triliun omzet bisnis dari dagin yang akan diperebutkan.


"Sudah mulai banyak yang berdiskusi, menarik ini saya lanjutkan untuk bahas bisnis daging, karena sangat menguntungkan," kata Gita saat memperhatikan ibu-ibu pengusaha yang mulai saling berbicara.


Gita Wirjawan menuturkan Australia sangat bagus dalam mengelola peternakan sapi hingga bisnis dagingnya. Namun untuk Indonesia, Gita tidak menganjurkan cara yang dilakukan oleh Negeri Kangguru tersebut.


"Kalau untuk berbisnis ataupun menjadi pengusaha daging sapi, tidak usah seperti Australia," ungkap Gita.


Pasalnya dibanding dengan Indonesia ada perbedaan yang cukup mencolok, terutama soal lahan. Untuk 1 ekor sapi, Australia menyiapkan 1 hektar lahan. "Untuk 1 sapi mereka memerlukan 1 hektar," sebut Gita


Menurut Gita, hal itu merupakan pemborosan. Apalagi dengan situasi lahan di Indonesia yang sulit. Kecuali pengusaha berniat beternak sapi pada wilayah timur. "Kalau bagian timur mungkin bisa. Tapi ada cara yang lebih praktis, tidak usaha seperti itu," ujarnya.


Pengusaha Indonesia, menurutnya bisa mencontoh apa yang dilakukan India. Dimana beternak sapi dilakukan di belakang rumah masing-masing. "Seperti India tiap rumah tangga di belakangnya mereka memelihara sapi, itu bisa dipraktekan di Indonesia," jelas Gita.


Hanya menurutnya, pemerintah akan mendorong untuk memberikan sertifikasi pada setiap sapi. Agar sapi yang dipelihara sesuai standarisasi. "Tinggal sertifikasi sapi saja dan saya akan dorong itu," katanya.


(hen/hen)