Kisah Gita Wirjawan, Seniman Kribo yang Jarang Mandi Hingga Jadi Menteri

Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan bercerita soal pengaruh ibu bagi kehidupannya. Satu hal yang paling ia ingat adalah kala ibunya tak mengizinkan dirinya menjadi seorang seniman.

Gita mengaku cita-cita dari kecil adalah menjadi seorang seniman. Cita-cita itu semakin terwujud saat Gita mendapat beasiswa di universitas ternama di Amerika Serikat (AS) untuk program studi musik.


"Waktu kecil saya maunya jadi seniman, kemana-mana nyeker, rambut kribo, mandi juga jarang. Ketika mau lulus SMA, saya dapat beasiswa musik ke AS," kata Gita di depan para ibu-ibu pengusaha di acara Rakornas Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) di Gedung Smesco, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (11/5/2013)


Akan tetapi, di tengah masa studinya, sang ibu masih menyimpan ketidaksukaan atas pilihannya tersebut. Hingga akhirnya, Gita tidak diperbolehkan pulang ke Indonesia jika hanya sebagai seorang lulusan seniman.


"Kamu tidak boleh pulang ke Indonesia sebagai lulusan seniman, itu kata ibu saya," ujar Gita.


Ia menyatakan tidak punya pilihan lain saat ucapan itu keluar dari mulut ibunya. Gita meninggalkan sekolah musiknya dan beralih untuk belajar ilmu ekonomi program studi akuntansi. "Saya dihukum, akhirnya saya belajar akuntansi," jawabnya.


Setelah menempuh pendidikan akuntansi di AS, Gita memulai karir menjadi seorang bankir. Karirnya terus berlanjut, termasuk bekerja di Wall Street, AS.


"Saya kemudian menjadi bankir, profesional di bidang keuangan, terus saya bekerja juga di Wall Street dan melanglang dunia, hingga sekarang jadilah saya, menteri perdagangan," tuturnya.


Gita menyatakan besarnya pengaruh ibunda dalam keputusan yang akan dipilihnya. "Yang mempengaruhi sikap saya adalah ibu saya. Saya sangat menghargai keputusan ibu saya. Saya yakin ibu-ibu dimanapun bisa membentuk dimensi apapun di dunia ini," pungkasnya.


(hen/hen)