Ini Kronologi Insiden Runtuhnya Tambang Bawah Tanah Freeport Papua

Jakarta - Empat pekerja PT Freeport Indonesia (Freeport) meninggal akibat runtuhnya sebagian terowongan di fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan di tambang Freeport, Papua kemarin, Selasa (14/5/2013). Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto mencoba menjelaskan kronologi musibah tersebut.

"Saya akan mencoba untuk menyampaikan informasi tentang hal-hal yang saya ketahui sampai dengan hari ini. Sejumlah 39 pekerja menghadiri refresher class di fasilitas pelatihan bawah tanah Big Gossan, " kata Rozik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/5/2013)


Rozik menuturkan lokasi terjadinya insiden tersebut berdekatan dengan ruang-ruang kantor dan kelas pelatihan PT Freeport Indonesia, yang berada jauh dari area kegiatan pertambangan aktif.


Pukul 7:30 Pagi WIT


Saat peserta sedang berkumpul di dalam ruang kelas pelatihan, sebagian terowongan di dalam area pelatihan runtuh.


Setelah mengetahui kejadian tersebut, pihak Freeport langsung menerjunkan 200 tenaga penyelamat ke tempat kejadian.


Upaya penyelamatan menjadi lebih sulit karena terbatasnya ruang di dalam terowongan dan adanya risiko runtuhan atap lebih lanjut.


"Mereka harus menggunakan peralatan-peralatan ringan dan manual seperti penghancur batu, gergaji dan kereta dorong, dan bukan alat-alat berat," katanya.


Pukul 3:50 WIT


Tenaga penyelamat telah berhasil mengevakuasi 10 orang selamat dan empat korban jiwa.


Pihak Freeport menyatakan semua yang selamat telah dibawa ke rumah sakit perusahaan di Tembagapura dan dilaporkan dalam kondisi stabil.


Perkembangan terbaru satu dari korban telah diterbangkan ke Jakarta untuk mendapat perawatan lebih lanjut pada pagi . Lima orang lainnya direncanakan akan

diterbangkan besok.


Berikut ini data terbaru soal korban:



  • Pekerja yang menghadiri kelas 39 orang

  • Cedera 10 orang

  • Korban jiwa 4 orang

  • Belum diketahui nasibnya 25 orang


"Kami juga masih menyelidiki sebab terjadinya musibah ini bersama dengan Inspektur Tambang baik pusat maupun daerah," jelas Rozik.

Menurut Rozik masih terlalu awal untuk mengkonfirmasi mengapa insiden ini terjadi mendadak dan tanpa tanda-tanda awal, namun pihaknya terus melanjutkan investigasi. Ia telah meminta tim di lapangan untuk melakukan inspeksi di seluruh struktur bawah tanah untuk memastikan keamanannya.


"Hal ini adalah langkah pencegahan karena struktur bawah tanah kami sesungguhnya selalu diperiksa secara berkala," katanya.


(hen/dnl)