KAI Pilih Impor Kereta Bekas Jepang Karena Murah Meriah

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan terus melakukan impor kereta rel listrik (KRL) bekas asal Jepang. Alasan KAI sederhana, kereta bekas ini murah dan kondisinya masih layak jalan.

"Harganya hanya Rp 900 juta/gerbong sudah sampai ke Tanjung Priok. Umurnya baru 10-15 tahun dan kondisinya masih sangat layak jalan dan bisa beroperasi lebih optimal," ujar Humas KAI Mateta Rizalulhaq saat berdiskusi di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/5/2013).


KAI pun akan terus mengimpor kereta bekas asal Jepang sebanyak 180 gerbong/tahun. Naiknya jumlah penumpang KRL Jabodetabek membuat impor KRL bekas ini mau tidak mau harus dilakukan. Apalagi KAI punya ambisi menaikkan penumpang hingga 1,2 juta per hari di 2018.


"Rangkaian (kereta bekas) Jepang kita akan terus lakukan impor sebanyak 180 unit/tahun. Itu untuk mengganti KRL yang tua atau menambah jadwal perjalanan dari 540 menjadi 575 perjalanan. Sampai tahun 2018 kita punya target angkut 1,2 juta penumpang/hari. Penumpang sekarang baru 500-600 per hari dengan 575 perjalanan," tuturnya.


Namun ia juga mengungkapkan, alasan KAI memilih impor dan tidak membeli langsung kereta dari BUMN produsen kereta api yaitu PT INKA (Persero). "Kita butuh cepat dan kita butuh segera," cetusnya.


(wij/dnl)