Pabrik Komputer Tablet Made in Semarang Segera Dibangun

Surabaya - Advan terus menancapkan kukunya di bisnis komputer tablet di Tanah Air. Keseriusan itu akan diwujudkan dengan bakal berdirinya pabrik di Semarang, Jawa Tengah. Pembangunan pabrik perakitan tersebut akan rampung akhir tahun ini dan bakal beroperasi tahun depan.

"Selama ini kami masih impor," kata Brand Manager Advan, Ellen Angerani Gunawan kepada wartawan dalam launching Vandroid T5A di Java Mocha Tunjungan Plaza, Jalan Embong Malang, Minggu (30/6/2013).


Ia mengatakan pabrik itu asalnya adalah pabrik notebook. Pertumbuhan note book yang kurang siginifkan, Advan mengubahnya menjadi pabrik perakitan komputer tablet. Advan ngotot membangun pabrik tablet karena pangsa pertumbuhan pasar tablet yang luar biasa pesat.


"Berdasarkan survei dari Nielsen, pertumbuhan tablet dari tahun 2011 - 2013 bisa mencapai 60%. Di Semarang, Advan bahkan sudah melampaui tablet merek global," lanjut Ellen.


Menurut Ellen, Advan terus menggelontor pasar dengan produk tabletnya, Vandroid, dengan berbagai tipe dan ukuran. Vandroid mempunyai varian tablet dengan layar 5 inch, 7 inch, 8 inch, dan 9,7 inch.


"Hingga akhir 2013, akan ada 20 Vandroid yang beredar. Dan yang paling baru adalah T5A dengan layar 8 inch," tambah Ellen.


Selama ini, Advan fokus memproduksi Vandorid dengan layar 7 inch. Namun seiring dengan munculnya iPad Mini yang berlayar 8 inch, Advan ikut-ikutan masuk ranah 8 inch. Dan Vandroid T5A merupakan produk tablet ke-11 dari Advan.


"Secara ergonomis ternyata 8 inch lebih nyaman saat digunakan. Bisa dibilang ini iPad Mini rasa lokal. Dan Advan yang mengawali atau pertama kali mengenalkan layar 8 inch untuk tablet lokal," jelas Ellen.


Saat dilaunching beberapa waktu lalu, terjadi antrean yang cukup panjang yang menandakan ada banyak peminat tablet dengan layar 8 inch. Ini terjadi karena banyak peminat sementara barang terbatas.


Sementara itu, Area Business Manager Advan, Lucky Hakim mengatakan target penjualan Vandroid T5A per bulan adalah 10 ribu unit. Dari jumlah itu, 30 % nya berharap bisa diserap oleh pasar di Surabaya.


"Surabaya adalah kota besar nomor 2 setelah Jakarta," ujar Lucky.


(iwd/hen)