Ada Hadiah Rp 1,2 Miliar Kalau Bisa Bantu Inggris Keluar dari Uni Eropa

Jakarta - Ada hadiah senilai 100.000 euro (Rp 1,2 miliar) untuk mereka yang bisa membantu Inggris keluar dari Uni Eropa dengan strategi terbaik.

The Institute for Economic Affairs (IEA) membuka kompetisi yang bertujuan untuk mencari hipotesis terbaik bagi Inggris untuk tidak lagi bergabung dengan Uni Eropa. Tak hanya strategi keluar, para pengikut kompetisi juga harus bisa memberikan strategi bertahan di tengah situasi ekonomi bagi Inggris keluar.


Inggris sudah menjadi bagian dari Uni Eropa sejak 1973. Kompetisi ini diperkirakan bisa memicu adanya referendum yang melibatkan para warga Inggris melakukan voting mengenai statusnya sebagai bagian dari Uni Eropa.


Institusi liberal ini mengaku sudah mengundang banyak pihak untuk berpartisipasi, mulai dari individu, akademisi dan pelaku usaha seperti biro konsultan, biro hukum, biro akunting, analis, dan bank investasi.


"Pengumuman terbuka atas eferendum Inggris ini akan jadi peristiwa geopolitik dan ekonomi yang bersejarah, bahkan mungkin bisa dibandingkan dengan jatuhnya Tembok Berlin dan runtuhnya Uni Soviet," kata IEA dalam keterangan tertulis yang dikutip CNBC, Rabu (17/7/2013).


"Sudah saatnya sekarang bagi Inggris untuk mengeksplorasi proses keluar (dari Uni Eropa) sambil memikirkan konsekuensinya terhadap ekonomi dan politik ke depan," ujarnya.


Kompetisi ini juga mengharuskan para pendaftar memikirkan konsekuensi hukum pada saat Inggris keluar dari Uni Eropa, namanya bisa jadi "Brixit". Tenggat waktu untuk penyerahan konsep ini pada 16 September 2013.


Rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini sudah jadi perbincangan panas dalam beberapa bulan terakhir. Partai Konservatif yang saat ini memimpin koalisi pemerintahan sempat kalah suara terhadap partai Independen Inggris dalam perdebatan terakhir soal keanggotaan Uni Eropa.


Survey terakhir yang dilakukan IPSOS Mori di November menunjukkan sebanyak 48% warga Inggris ingin negaranya segera keluar dari Uni Eropa, sementara 44% memilih tetap bertahan, dan sisanya abstain.


(ang/dnl)