BII Catat Laba Bersih Rp 681 Miliar, Melonjak 15%

Jakarta - PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) mencatat laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp 681 miliar untuk semester I-2013. Angka tersebut meningkat 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara laba sebelum pajak BII meningkat 17% menjadi Rp 966 miliar dibandingkan Rp 824 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.


Peningkatan kinerja pada semester I-2013 didukung oleh pertumbuhan pada pendapatan operasional dan penurunan provisi yang signifikan yang disertai dengan pertumbuhan yang cepat pada biaya operasional.


Peningkatan bunga bersih BII tercatat sebesar 9% dari Rp 2,6 triliun pada Juni 2012 menjadi Rp 2,8 triliun pada Juni 2013 meskipun terjadi perlambanan kredit pada kuartal pertama tahun ini.


Persaingan ketat antar bank, baik dalam kredit maupun simpanan telah memberikan tekanan pada Marjin Bunga Bersih di seluruh industri perbankan, dan menyebabakan penurunan NIM BII menjadi 5,34% pada Juni 2013 dari 5,89% tahun lalu.


BII juga mencatat peningkatan 5% pada fee based income dari Rp 1,11 triliun menjadi Rp 1,17 triliun, terutama berasal dari fee corporate deals, transaksi treasury, penggunaan kartu kredit, trade finance, remittance, bancassuranse dan layanan lainnya.


Rasio kredit bermasalah-kotor (gross NPL) BII turun menjadi 1,43% per 30 Juni 2013 dari 2,11% per 30 Juni 2012. Rasio kredit bermasalah-bersih (net NPL) juga turun menjadi 0,73% dari 0,98%.


Kredit tumbuh 16% selama semester pertama 2013, dari Rp 73,5 triliun pada Juni 2012 menjadi Rp 85,1 triliun pada Juni 2013. Kredit Business Banking (UKM & Komersial) mengalami pertumbuhan paling tinggi yaitu dari Rp 23,5 triliun menjadi Rp 30,2 triliun atau 29%.


Kredit Retail meningkat 16% dari Rp 26,7 triliun menjadi Rp 31,1 triliun. Kredit Global Banking telah kembali tumbuh sebesar 2% dari Rp 23,3 triliun menjadi Rp 23,9 triliun setelah sempat menurun pada kuartal pertama tahun ini sebagai dampak penyesuaian portofolio dalam upaya mengelola risiko kredit secara proaktif.


"Kami berhasil membukukan kinerja yang cukup baik dalam enam bulan pertama 2013, selaras dengan ekspektasi industri. Pada kuartal kedua kredit tumbuh kuat sebesar 6,8%, setelah turun pada kuartal pertama. Program transformasi kami terus menunjukkan hasil yang positif dan berkelanjutan untuk jangka panjang," kata Presiden Direktur BII, Dato’ Khairussaleh Ramli dalam siaran persnya, Senin (29/7/2013).


"Ke depan, sementara kami membukukan hasil yang membaik, tindakan preemptive untuk menyetabilkan inflasi dengan mengendalikan tingkat suku bunga akan mempengaruhi pertumbuhan kredit bagi industri dan BII. Meskipun demikian, kami tetap optimis untuk tahun 2013 dimana kami menekankan kualitas aset dan pengelolaan biaya secara efektif serta meningkatkan bisnis secara bertanggung jawab," tutup Ramli.


(dru/dnl)