First Asia: IHSG Dipengaruhi Ramainya Aksi Jual

Jakarta - Tekanan jual kembali mendominasi perdagangan kemarin di tengah nilai transaksi yang relatif tipis hanya Rp.4,8 triliun di Pasar Reguler. Investor asing kembali membukukan net selling sebesar Rp.877,3 miliar. IHSG ditutup anjlok 3,2% atau 151 poin di 4577,153. Minimnya faktor positif di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi domestik maupun global telah mendorong pelaku pasar melakukan aksi jual di pasar saham.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya akan mencapai 5,9% tahun ini sebagaimana proyeksi Bank Dunia dan meningkatnya inflasi hingga 9% pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi pemicu asing keluar dari pasar saham. Pelaku pasar juga mengantisipasi kemungkinan besar Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan tingkat bunga acuannya sebesar 25 bp pada pertemuan Dewan Gubernur BI pekan mendatang dari level saat ini 6% menjadi 6,25%. Kenaikan bunga akan berdampak negatif bagi sejumlah saham sektoral seperti perbankan dan properti.


Sementara dari eksternal, perlambatan pertumbuhan ekonomi China yang ditandai dengan melemahnya aktivitas industri manufaktur maupun jasa di negara tersebut turut memicu arus dana keluar dari pasar saham global. Sementara tadi malam indeks DJIA dan S&P di Wall Street berhasil menguat tipis masing-masing naik 0,38% dan 0,08% ditutup di 14988,55 dan 1615,41 menjelang libur Independence Day Kamis ini. Pelaku pasar di Wall Street mengantisipasi keluarnya data tenaga kerja Juni akhir pekan ini. Sedangkan indeks ISM non manufacturing PMI AS Juni turun ke 52,2 dari bulan sebelumnya 54,3.


Pada perdagangan hari ini, aksi jual diperkirakan masih akan mendominasi perdagangan dan IHSG diperkirakan akan menguji support di 4530 dan resisten di 4620.


IHSG : S1 4530 S2 4480 R1 4620 R2 4670


Saham Pilihan


ASII 6300-6750 BoW, SL 6100


JSMR 6000-6400 BoW, SL 5900


BBKP 680-740 Buy, SL 670


INDY 730-800 BoW, SL 700


INDF 7000-7400 TB, SL 6800


PTPP 1160-1300 BoW, SL 1120


(dru/dru)