Presiden Mesir Tumbang, Harga Minyak Langsung Melejit ke Level Tertinggi

New York - Tergulingnya Presiden Mesir Mohamed Morsi oleh militer membuat harga minyak langsung melonjak pada perdagangan di AS, Rabu malam tadi. Para pelaku pasar minyak khawatir kudeta di Mesir ini akan menyebar di Timur Tengah.

Pada perdagangan Rabu (3/7/2013), harga minyak di AS meningkat menjadi US$ 102,18 per barel, atau harga tertingginya di tahun ini. Harga ini naik 1,7% dari sebelumnya US$ 01,24 per barel.


Pergerakan harga tak hanya dipengaruhi oleh terganggunya produksi minyak di Mesir, namun negara ini mengontrok Terusan Suez dan sejumlah pipa minyak yang dalam sehari mengalirkan 4 juta barel minyak.


Selain itu, Mesir merupakan salah satu negara terbesar dan terkuat di Timur Tengah dan Afrika Utara, yang menguasai sepertiga produksi minyak dunia.


"Apakah ada yang bisa memprediksi sejauh mana minyak akan mengalir saat krisis terjadi di Timur Tengah? Jadi bukan hal yang mengejutkan apabila harga minyak naik," ujar Analis dari Lido Isle Investors seperti dikutip dari CNN, Kamis (4/7/2013).


Haga minyak dalam 2 bulan terakhir telah naik 16%. Para pelaku pasar melihat perbaikan ekonomi dunia akan meningkatkan permintaan minyak dunia, khususnya dari AS.


Sebelumnya pada Rabu, 3 Juli larut malam waktu setempat, militer Mesir menyatakan berakhirnya kekuasaan Morsi. Jenderal Abdel Fattah al-Sisi selaku pemimpin militer mengumumkan ketua Mahkamah Konstitusi Adly Mansour sebagai presiden sementara.


Sisi juga menyerukan digelarnya kembali pemilihan presiden dan parlemen di Mesir. Pengumuman ini mendapat sambutan meriah rakyat Mesir di berbagai wilayah. Warga yang berkumpul di jalan-jalan melakukan pesta kembang api untuk merayakan kejatuhan Morsi.


(dnl/dru)