Bahas Dolar Rp 11.000, Ini Hasil Rapat DPR dengan Menkeu dan Gubernur BI

Jakarta - Semalam DPR melalui Komisi XI memanggil Menteri Keuangan Chatib Basri dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo untuk membahas soal guncangan ekonomi yang menyebabkan dolar menembus Rp 11.000. Apa hasil pertemuannya.

Selain Menkeu dan Gubernur BI, pertemuan yang dimulai di Gedung DPR, Jakarta pada pukul 20.00 WIB itu juga dihadiri Kepala Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad.


Rapat dilakukan tertutup hingga pukul 11.00 WIB lebih. Pembahasan cukup panjang, terutama soal penyebab terjadinya pelemahan rupiah dan kebijakan yang diambil oleh 3 instansi yang dipanggil.


Usai rapat tertutup itu, Gubernur BI Agus Martowardoj mengatakan, pembahasan tidak jauh dari perkembangan ekonomi terkini. Khususnya terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS.


"Kalau tadi saya dapat memahami saya hargai karena bisa dilakukan pertemuan tertutup, karena memang apa-apa yang akan dibahas itu terkait dengan hal-hal terkait perkembangan ekonomi terakhir dan juga perkembangan nilai tukar," ungkap Agus seperti dikutip, Selasa (27/8/2013)


Selain itu juga dibahas paket kebijakan yang ditawarkan pemerintah untuk meredam pelemahan rupiah. Salah satunya adalah kebijakan menaikkan pajak penjualan barang mewah (PPn BM).


"Pajak barang mewah karena harus konsultasi dengan DPR dan itu sudah langsung dinyatakan telah dilakukan konsultasi didukung sehingga proses untuk membuat PP (Peraturan Pemerintah) kenaikan pajak untuk barang mewah bisa dilakukan segera," sebut Agus.


Kemudian dari BI juga memaparkan soal 5 kebijakan yang telah dikeluarkan. Kebijakan itu pun akan terus dipantau hingga terlihat dampak yang signifkan untuk meredam pelemahan rupiah.


"Kemudian BI akan kembali mengkaji untuk melihat kefektifan dari pada respons pemerintah. Kemudian BI akan melakukan pembahasan untuk nanti akan bisa merespons lagi, kalau seandainya diperlukan respons," jawabnya.


Sementara Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis mengatakan, ada beberapa proyeksi asumsi makro tahun 2013 yang disampaikan oleh pemerintah. Terutama soal inflasi yang dimungkinkan mencapai 9% dan nilai tukar rupiah (NTR) rata-rata di kisaran 10.000-10.200/US$ .


"Target tetap sesuai dengan APBN-P, memang ada sedikit revisi, jadi kemungkinan di 2013 ini diperkirakan oleh pemerintah inflasi 9%, untuk rupiah Rp 10.000-10.200/US$. Kalau sekarang kan rata-rata sampai dengan Rp 9.800/US$ dan asumsi Rp 9.600/US$," ungkapnya pada kesempatan yang sama.


(mkl/dnl)