Lebih dari sejuta personel militer AS sedang memasuki masa transisi jadi warga sipil mulai tahun depan. Bagi Starbucks, ini adalah peluang.
“Saya melihat peluang di depan kami, value yang sedang kami ciptakan terkait dengan value yang membuat kami jadi seperti sekarang,” kata CEO Starbucks, Howard Schultz.
Starbucks menggelar program mentoring khusus bagi veteran perang bernama Armed Forces Network (AFN). Program ini mendukung transisi militer-sipil dengan memastikan rekrutan baru Starbucks mendapatkan informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk sukses dalam bisnisnya.
“Veteran dan pasangan tentara adalah warga yang berharga dan bekerja sama dengan perusahaan seperti Starbucks memberikan mereka peluang untuk memiliki karir jangka panjang,” kata Marjorie James, Direktur Eksekutif Rekrut Pahlawan Amerika, akhir pekan lalu.
Starbucks juga mendirikan kafe komunitas militer. Perusahaan ini berencana membuka lima kafe komunitas di pangkalan militer gabungan AS mulai tahun depan. Sebagian keuntungan transaksi di kafe-kafe itu akan disumbangkan bagi organisasi nirlaba yang membantu pelayanan anggota militer.
Sementara itu Asosiasi Franchise Internasional (IFA) bekerjasama dengan Small Business Administration untuk meningkatkan peluang bagi veteran perang untuk berwirausaha. Wujudnya berupa pelatihan bagi veteran atau keluarga mereka.Next
(DES/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!