Pernyataan ini Dahlan sampaikan usai rapat pimpinan BUMN di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
"Inalum, pihak Jepang sebetulnya merasa agak masygul karena pengakhiran perjanjian jual beli nggak semulus. Pihak jepang ingin akhiri dengan bagus, happy ending," ucap Dahlan.
Menurutnya saat berakhirnya masa perjanjian yang tepat 30 tahun. Justru terjadi perbedaan nominal ganti rugi dengan pemerintah Indonesia. Meskipun terjadi perbedaan tersebut, investor Jepang tetap komit menyerahkan Inalum ke Indonesia.
"Pada tanggal 30 Oktober mereka sudah perpisahan Inalum. Mereka menyanyi pidato perpisahan. Menangis lah para karyawan. Mengharapkan setelah ambil Inalum bisa lebih baik. Di sana ada perpisahan dari investor Jepang. Saya ikut terharu mendengar ceritanya," jelasnya.
Hasil perundingan lanjutan mengenai besaran pembayaran bakal dilakukan dengan menunjuk auditor independen. Auditor ini nantinya ditunjuk oleh pemerintah Indonesia dan investor Jepang.
"Kita setuju ditunjuk auditor independen disepakati kedua pihak," terangnya.
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
