Cemas Gara-Gara Presiden 'Boneka' Cantik

Jakarta -Bowon Vongsinudom sejatinya ingin perusahaannya berbisnis dengan tenang di Thailand. Tapi apa mau dikata, pertarungan politik selalu membikin suasana gonjang-ganjing dan ujung-ujungnya memapar dunia usaha.

Vongsinudom adalah bos di PTT Global Chemical, perusahaan petrokimia terbesar di Thailand. Dia punya prediksi. “Kami melihat bahwa masalah politik kemungkinan berpengaruh kepada bisnis pada tahun depan,” katanya, kepada kantor berita Reuters, kemarin.


Gelombang aksi demonstrasi kembali memanaskan negeri Gajah Putih. Kali ini para demonstran menuntut pembubaran pemerintah dan membentuk dewan rakyat sebagai kuasa pemeritahan.


Padahal pemerintahan Thailand yang dipimpin Yingluck Shinawatra sendiri baru berusia sekitar dua tahun enam bulan. Pemimpin kelompok pengunjuk rasa, Suthep Thaugsuban, menyatakan rakyat ingin membersihkan pemerintahan dari cengkeraman kroni Thaksin Shinawatra.


Thaksin Shinawatra adalah mantan perdana menteri yang juga kakak kandung Yingluck. Kelompok Suthep ini membentuk pemerintahan sementara yang disebut Dewan Rakyat yang berisikan orang-orang non partisan. Setelah itu, rencana mereka, Thailand akan menggelar pemilihan umum.


"Rakyat pemilih tidak tahu bagaimana Yingluck bekerja, karena dia hanya mendengarkan suara kakaknya lewat telepon. Dia menjadi boneka,” tegas Suthep.


Menghadapi gelombang aksi besar-besaran, Yingluck merespons dengan mengajukan pembubaran parlemen dan mempercepat pemilu. “Pemerintah tidak ingin negara dan rakyat menderita. Menyerahkan mandat kepada pemberi suara sejalan dengan prinsip demokrasi,” kata Yingluck.Next


(hds/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!