Demi Upah Pegawai, Penjual Baju Asal Swedia Ini Naikkan Harga

Stockholm -Perusahaan penjual pakaian atau fesyen asal Swedia yakni Hennes and Mauritz (H&M) akan menaikkan harga pakaian yang dijualnya, untuk menaikkan gaji para pekerja tekstilnya.

Pengumuman ini disampaikan usai rapat grup perusahaan tersebut di Stockholm. H&M ingin memperbaiki gaji dari pekerja tekstilnya yang berasal dari negara-negara seperti Banglades, di mana upah minimumnya masih di bawah US$ 70 atau sekitar Rp 700 ribu per bulan.


Salah satu pejabat H&M yakni Helena Helmersson mengatakan, kenaikan harga jual produk pakaian kemungkinan dilakukan dalam jangka panjang. Para pelanggan tidak akan merasakan kenaikan harga dalam waktu dekat.


Kebijakan ini diapresiasi oleh sejumlah kalangan. "Ini merupakan pertama kalinya mereka mengatakan akan menaikkan harga, dan pelanggan bersiap untuk itu," ujar Viveka Risberg dari Swedwatch, sebuah perusahaan monitoring perusahaan multinasional asal Swedia, seperti dikutip dari AFP, Selasa (10/12/2013).


"Butuh waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki upah wajar di Banglades, namun saya berharap mereka (H&M) akan mengajak semua pemangku kepentingan, hingga pemerintah," tambah Viveka.


H&M pertama kali mengumumkan kebijakan upah layak pada November lalu, dan menyatakan bahwa semua pekerja tekstil harus bisa hidup layak dengan upah mereka. Meski begitu, progres dari kebijakan ini lambat, karena di banyak negara, para pekerja masih hidup di bawah garis kemiskinan.


Helmersson menyatakan, perusahaan ini telah melobi pemerintah di Banglades untuk meningkatkan upah minimum pekerjanya. Namun kenaikan upah juga tidak bisa begitu saja membawa pekerja keluar dari kemiskinan.


H&M menargetkan akan adanya kenaikan upah dari 850 ribu pekerja tekstil di seluruh dunia pada 2018.


(dnl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!